![]() |
(Gambar Gunung Anak Krakatau) |
Apakah kamu suka nonton film? pernah nonton film Krakatoa : The Last Days karya sutradara Sam Miller? film Krakatoa adalah film drama dokumenter yang mengisahkan tentang letusan gunung Krakatau, Letusan gunung yg terbesar dalam sejarah. Dan kali ini EduEdan mau bahas tentang letusan Gunung Krakatau yg terjadi di tahun 1883. Waktu itu belum ada Indonesia, waktu itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda.
seperti biasa gaes siapkan sejangkir kopi hangat dan terus baca artikel ini sampai habis.![]() |
Litografi letusan (circa 1888). |
Letusan Krakatau 1883 terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang bermula pada tanggal 26 Agustus 1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan letusan hebat yang meruntuhkan kaldera. Pada tanggal 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Aktivitas seismik tetap berlangsung hingga Februari 1884. Letusan ini adalah salah satu letusan gunung api
paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah, menimbulkan
setidaknya 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang
dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru
dunia.
Wahhh... hebat juga ya gunung Krakatau ini letusannya terasa sampai keseluruh dunia, jadi makin penasaran deh sama gunung yang satu ini.. sruputtttttt,...glekh..ahhh.. baca terus aja lagi deh..
Fase awal
Sebelum letusan 1883, aktivitas seismik di sekitar Krakatau sangat tinggi, menyebabkan sejumlah gempa bumi yang dirasakan hingga ke Australia. Pada 20 Mei 1883, pelepasan uap mulai terjadi secara teratur di Perboewatan,
pulau paling utara di Kepulauan Krakatau. Pelepasan abu vulkanik
mencapai ketinggian hingga 6 km dan suara letusan terdengar hingga ke
Batavia (sekarang Jakarta),
yang berjarak 160 km dari Krakatau. Aktivitas vulkanik menurun pada
akhir Mei, dan tidak ada aktivitas lebih lanjut yang tercatat hingga
beberapa minggu ke depan.Letusan kembali terjadi pada 16 Juni, yang menimbulkan letusan keras dan menutupi pulau dengan awan hitam tebal selama lima hari. Pada 24 Juni, angin timur yang bertiup membersihkan awan tersebut, dan dua gulungan kabut asap terlihat membubung dari Krakatau. Letusan ini diyakini telah menyebabkan munculnya dua ventilasi baru yang terbentuk di antara Perboewatan dan Danan. Aktivitas gunung juga menyebabkan air pasang di sekitarnya menjadi sangat tinggi, dan kapal-kapal di pelabuhan harus ditambatkan dengan rantai agar tidak terseret laut. Guncangan gempa mulai terasa di Anyer, Jawa Barat, dan kapal-kapal Belanda melaporkan mengenai adanya batu apung besar yang mengambang di Samudera Hindia di sebelah barat.
Pada tanggal 11 Agustus, pakar topografi Belanda, Kapten H. J. G. Ferzenaar, mulai menyelidiki pulau. Ia menemukan tiga gulungan abu telah melingkupi pulau, dan lepasan uap dari setidaknya sebelas ventilasi lainnya, sebagian besarnya terdapat di Danan dan Rakata. Saat mendarat, Ferzenaar mencatat adanya lapisan abu setebal 0,5 m, dan musnahnya semua vegetasi pulau, hanya menyisakan tunggul-tunggul pohon. Keesokan harinya, sebuah kapal yang lewat melaporkan mengenai adanya ventilasi baru yang berjarak "hanya beberapa meter di atas permukaan laut". Aktivitas vulkanik Krakatau terus berlanjut hingga pertengahan Agustus.
Waduhh makin ngeri nih gempanya aja sampai ke australia ditambah lagi awan hitamnya sampai lima hari emang buseet dah ini gunung.
Fase klimaks
Tanggal 25 Agustus, letusan semakin meningkat. Sekitar pukul 13.00 tanggal 26 Agustus, Krakatau memasuki fase paroksimal.
Satu jam kemudian, para pengamat bisa melihat awan abu hitam dengan
ketinggian 27 km (17 mi). Pada saat ini, letusan terjadi terus menerus
dan ledakan terdengar setiap sepuluh menit sekali. Kapal-kapal yang
berlayar dalam jarak 20 km (12 mi) dari Krakatau telah dihujani abu
tebal, dengan potongan-potongan batu apung panas berdiameter hampir
10 cm (3.9 in) mendarat di dek kapal. Tsunami kecil menghantam pesisir Pulau Jawa dan Sumatera hampir 40 km (25 mi) jauhnya pada pukul 18.00 dan 19.00.Pada 27 Agustus, empat letusan besar terjadi pukul 05.30, 06.44, 10.02, dan 10:41 waktu setempat. Pada pukul 5.30, letusan pertama terjadi di Perboewatan, yang memicu tsunami menuju Telock Botong. Pukul 06.44, Krakatau meletus lagi di Danan, menimbulkan tsunami di arah timur dan barat. Letusan besar pada pukul 10.02 terjadi begitu keras dan terdengar hampir 3,110 km (1,930 mi) jauhnya ke Perth, Australia Barat, dan Rodrigues di Mauritius (4,800 km (3,000 mi) jauhnya). Penduduk di sana mengira bahwa letusan tersebut adalah suara tembakan meriam dari kapal terdekat.
Masing-masing letusan disertai dengan gelombang tsunami, yang tingginya diyakini mencapai 30 m di beberapa tempat. Wilayah-wilayah di Selat Sunda dan sejumlah wilayah di pesisir Sumatera turut terkena dampak aliran piroklastik gunung berapi. Energi yang dilepaskan dari ledakan diperkirakan setara dengan 200 megaton TNT, kira-kira hampir empat kali lipat lebih kuat dari Tsar Bomba (senjata termonuklir paling kuat yang pernah diledakkan). Pada pukul 10.41, tanah longsor yang meruntuhkan setengah bagian Rakata memicu terjadinya letusan akhir.
Gilee bener ledakannya smapai 200 megaton TNT dan empat kali lebih kuat dari bom termonuklir yang pernah diledakan, busseett
Letusan besar terakhir
Letusan mulai berkurang setelah itu, dan pada pagi 28 Agustus, Krakatau terdiam. Letusan kecil, sebagian besarnya mengeluarkan lumpur, tetap berlanjut hingga Oktober 1883.
Dampak
Kapal-kapal yang berlayar jauh hingga ke Afrika Selatan juga melaporkan guncangan tsunami, dan mayat para korban terapung di lautan berbulan-bulan setelah kejadian. Kota Merak, Banten luluh lantak oleh tsunami, serta kota-kota di sepanjang pantai utara Sumatera hingga 40 km (25 mi) jauhnya ke daratan. Akibat letusan Krakatau, pulau-pulau di Kepulauan Krakatau hampir seluruhnya menghilang, kecuali tiga pulau di selatan. Gunung api kerucut Rakata terpisah di sepanjang tebing vertikal, menyisakan kaldera sedalam 250-meter (820 ft). Dari dua pulau di utara, hanya pulau berbatu bernama Bootsmansrots yang tersisa; Poolsche Hoed juga menghilang sepenuhynya.
Setahun setelah letusan, rata-rata suhu global turun 1,2° C. Pola cuaca tetap tak beraturan selama bertahun-tahun, dan suhu tidak pernah normal hingga tahun 1888.
(Sumber : Wikipedia)
Emang bener bener dahsyat gunung krakatau, Pantes kalau banyak filem orang bule yang mengisahkan tenteng ini gunung. Hufft panjang juga cerita gunung krakatau ini sampai habis kopi secangkir, heheee..