Edukasi Sepanjang Nadi Usia
  • Sejarah Ringkas Tetang Dinosaurus

    Dinosaurus, hewan purba yang sering kita lihat di film fiksi seperti Jurassic Park. Dan pasti sempat terlintas difikiran kita "Ehh Bener gak ya dinosaurus itu ada". Kalau memang kamu penasaran, coba kamu ambil secangkir kopi dan terus baca artikel ini.

  • Kata-Kata Bahasa Melayu Yang Aneh Dalam Bahasa Indonesia

    Sambil mengingat lagi saat aku pertama kali menginjak bumi Malaysia, Aku ingat saat pertama kali aku disini, rasanya aneh kalau pertama kali mendengar orang Melayu bicara ada banyak kata yg memang hati nuraniku sebagai orang Indonesia menolak untuk mengucapkanya karena terkesan aneh. Tapi lambat laun aku melai terbiasa mengucapkanya, seperti...

  • Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 1883

    Apakah kamu suka nonton film? pernah nonton film Krakatoa : The Last Days karya sutradara Sam Miller? film Krakatoa adalah film drama dokumenter yang mengisahkan tentang letusan gunung Krakatau, Letusan gunung yg terbesar dalam sejarah. Dan kali ini EduEdan mau bahas tentang letusan Gunung Krakatau yg terjadi di tahun 1883. Waktu itu belum ada Indonesia, waktu itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda.

  • Misteri Dan Kronologi Letusan Tambora, Tiga Kerjaan Lenyap

    10 April pada tahun 1815. Gunung Tambora meletus dengan begitu dahsyat, bahkan jauh lebih dahsyat dari Gunung Krakatau. Suara guruh ini terdengar sampai ke pulau Sumatera pada tanggal 10-11 April 1815 (lebih dari 2.600 km dari gunung Tambora) yang awalnya dianggap sebagai suara tembakan senapan. Pada pukul 7:00 malam tanggal 10 April, letusan gunung ini semakin kuat. Tiga lajur api terpancar dan bergabung. Seluruh pegunungan berubah menjadi aliran besar api. Batuan apung dengan diameter 20 cm mulai menghujani pada pukul 8:00 malam, diikuti dengan abu pada pukul 9:00-10:00 malam.

Jumat, 16 September 2016

Masih membahas tentang gunung nih sobat, kali ini EduEdan akan membahas tentang Misteri dan Kronologi Meletusnya Tambora. Jadi kalau penasaran seperti biasa siapkan secangkir kopi dan baca terus artikel ini sampai habis.

 

Gunung Tambora, Pulau Sumbawa Indonesia
Letusan Terakhir                       : Start, 10 April 1815 – Erupt, 17 April 1815.
Muntahkan Magma                   : 100 km³.
Lepasan abu (kubik)                 : 400 km³ debu ke angkasa.
Tinggi abu                                    : 44 km dari permukaan tanah.
Lontaran abu                              : 1300km.
Radius suara letusan                : 2600 km
Endapan aliran piroklastik  : 7-20m
Tsunami sepanjang pantai  : sejauh 1200km, tinggi 1-4m, di Maluku Tsunami hingga 2 meter
Korban letusan langsung      : 117.000 korban jiwa.
Kerajaan yang lenyap akibat letusan: Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar.

A Year Without Summer…

10 April pada tahun 1815. Gunung Tambora meletus dengan begitu dahsyat, bahkan jauh lebih dahsyat dari Gunung Krakatau. Suara guruh ini terdengar sampai ke pulau Sumatera pada tanggal 10-11 April 1815 (lebih dari 2.600 km dari gunung Tambora) yang awalnya dianggap sebagai suara tembakan senapan. Pada pukul 7:00 malam tanggal 10 April, letusan gunung ini semakin kuat.
Tiga lajur api terpancar dan bergabung. Seluruh pegunungan berubah menjadi aliran besar api. Batuan apung dengan diameter 20 cm mulai menghujani pada pukul 8:00 malam, diikuti dengan abu pada pukul 9:00-10:00 malam.
Aliran piroklastik panas mengalir turun menuju laut di seluruh sisi semenanjung, memusnahkan desa Tambora. Ledakan besar terdengar sampai sore tanggal 11 April. Abu menyebar sampai Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Bau “nitrat” tercium di Batavia dan hujan besar yang disertai dengan abu tefrit jatuh, akhirnya letusan Tambora kembali mulai mereda antara tangal 11 dan 17 April 1815 dan sekaligus melenyapkan tiga kerajaan pada masa itu….
Debu vulkanik menyebar setinggi puluhan kilometer mempengaruhi iklim seantero Bumi, menutup sinar matahari selama berbulan-bulan lamanya… Bumi bagian utara dan selatan tetap menjadi dingin… Di Eropa dan Amerika Utara pun matahari tetap tertutup debu vulkanik dan membuat daerah tersebut tetap dingin walau dimusim panas. Jutaan orang kelaparan, mayat terkapar bergelimpangan, semua akibat tumbuhan layu dan mati tanpa adanya matahari sepanjang tahun. Salju tak kunjung cair, mengerikan…. masa itu dikenal dunia sebagai “Tahun yang tak melalui musim panas” atau“A year without summer”….
gunung api volcano
Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah sebuah stratovolcano aktif yang terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sejarah Letusan
Dengan menggunakan teknik penanggalan radiokarbon, dinyatakan bahwa gunung Tambora telah meletus tiga kali sebelum letusan tahun 1815, tetapi besarnya letusan tidak diketahui.
Perkiraan ketiga letusan Tambora terjadi pada tahun:
– Letusan pertama: 39.910 sebelum masehi, selama ± 200 tahun
– Letusan kedua: 3.050 sebelum masehi
– Letusan ketiga: 740 sebelum masehi, selama ± 150 tahun.
Ketiga letusan tersebut memiliki karakteristik letusan yang sama. Masing-masing letusan memiliki letusan di lubang utama, tetapi terdapat pengecualian untuk letusan ketiga.
https://i2.wp.com/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c6/Greenland_sulfate.png
Jumlah konsentrasi sulfat di inti es dari Tanah Hijau tengah, tarikh tahun dihitung dengan variasi isotop oksigen musiman. Terdapat letusan yang tidak diketahui pada tahun 1810-an. Sumber: Dai (1991 / wikimedia.org)
Namun pada letusan ketiga, tidak terdapat aliran piroklastik.
Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan April tahun 1815.
Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh Volcanic Explosivity Index (VEI), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 × 1011 meter kubik.
Karakteristik letusannya termasuk letusan di lubang utama, aliran piroklastik, korban jiwa, kerusakan tanah dan lahan, tsunami dan runtuhnya kaldera.
Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.
Pada saat letusan terjadi, beberapa orang Belanda yang berada di Surabaya mencatat dalam buku hariannya mengaku mendengar letusan tersebut, juga beberapa orang di benua Australia bagian Barat Laut.
Mereka mengira itu hanyalah suara gemuruh guntur karena tiba-tiba muncul awan mendung yang membuat redupnya sinar matahari.
Tambora caldera (indonesiaarchipelago.com)

Namun mereka tidak yakin karena yang mereka yakini awan, ternyata adalah asap dan debu vulkanis.
Dan yang turun ke bumi bukanlah air melainkan debu dan kerikil kecil!
Letusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung terdahsyat sepanjang masa yang pernah tercatat pada era modern.
Pada saat gunung Tambora meletus, daerah radius kurang lebih 600 km dari gunung Tambora gelap gulita sepanjang hari hampir seminggu lamanya.
Letusan yang terdengar, melebihi jarak 2000 km dan suhu Bumi menurun hingga beberapa derajat yg mengakibatkan bumi menjadi dingin akibat sinar matahari terhalang debu vulkanis selama beberapa bulan.
Letusan Tambora (ilustrasi lukisan kuno)

Sehingga berdampak juga ke daerah Eropa & Amerika Utara mengalami musim dingin yg panjang.
Sedangkan Australia dan daerah Afrika Selatan turun salju di saat musim panas.
Peristiwa ini dikenal dengan “The year without summer” atau tahun tanpa musim panas.
Aktivitas selanjutnya kemudian terjadi pada bulan Agustus tahun 1819 dengan adanya letusan-letusan kecil dengan api dan bunyi gemuruh disertai gempa susulan yang dianggap sebagai bagian dari letusan tahun 1815.
Letusan ini masuk dalam skala kedua pada skala VEI.
Sekitar tahun 1880 (± 30 tahun), Tambora kembali meletus, tetapi hanya di dalam kaldera. Letusan ini membuat aliran lava kecil dan ekstrusi kubah lava, yang kemudian membentuk kawah baru bernama Doro Api Toi di dalam kaldera.
letusan Tambora dalam lukisan (meteoweb.eu)

Gunung Tambora masih berstatus aktif. Kubah lava kecil dan aliran lava masih terjadi pada lantai kaldera pada abad ke-19 dan abad ke-20.
Letusan terakhir terjadi pada tahun 1967, yang disertai dengan gempa dan terukur pada skala 0 VEI, yang berarti letusan terjadi tanpa disertai dengan ledakan.
Total volume yang dikeluarkan Gunung Tambora saat meletus hebat hampir 200 tahun silam mencapai 150 kilometer kubik atau 150 miliar meter kubik. Deposit jatuhan abu yang terekam hingga sejauh 1.300 kilometer dari sumbernya.
Peneliti dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Igan Supriatman Sutawidjaja, dalam tulisannya, ”Characterization of Volcanic Deposits and Geoarchaeological Studies from the 1815 Eruption of Tambora Volcano”, menyebutkan, distribusi awan panas diperkirakan mencapai area 820 kilometer persegi.
Kaldera gunung Tambora (indonesiaarchipelago.com)

Jumlah total gabungan awan panas (piroklastik) dan batuan totalnya 874 kilometer persegi. Ketebalan awan panas rata-rata 7 meter, tetapi ada yang mencapai 20 meter.
Ahli botani Belanda, Junghuhn, dalam ”The Eruption of G Tambora in 1815”, menulis, empat tahun setelah letusan, sejauh mata memandang adalah batu apung.
Pelayaran terhambat oleh batuan apung berukuran besar yang memenuhi lautan. Segala yang hidup telah punah. Bumi begitu mengerikan dan kosong.
Junghuhn membuat deskripsi itu berdasarkan laporan Disterdijk yang datang ke Tambora pada 16 agustus 1819 bersama The Dutch Residence of Bima. Letusan Tambora memang dahsyat, bahkan terkuat yang pernah tercatat dalam sejarah manusia modern.
Magnitudo letusan Tambora, berdasarkan Volcanic Explosivity Index (VEI), berada pada skala 7 dari 8, hanya kalah dari letusan Gunung Toba (Sumatera Utara), sekitar 74.000 tahun lalu, yang berada pada skala 8.
Artifak peninggalan penduduk asli kerajaan Tambora yang ikut terkubur abu vulkanik (newswise.com)

Letusan gunung Tambora juga tercatat sebagai letusan gunung yang paling mematikan.
Jumlah korban tewas akibat gunung ini sedikitnya mencapai 71.000 jiwa tapi sebagian ahli menyebut angka 91.000 jiwa.
Sebanyak 10.000 orang tewas secara langsung akibat letusan dan sisanya karena bencana kelaparan dan penyakit yang mendera.
Jumlah ini belum termasuk kematian yang terjadi di negara-negara lain, termasuk Eropa dan Amerika Serikat, yang didera bencana kelaparan akibat abu vulkanis Tambora yang menyebabkan tahun tanpa musim panas di dua benua itu.
Bahkan di Eropa, Napoleon Bonaparte kalah perang karena efek dari gunung Tambora ini.
Berikut ringkasan laporan kesaksian saat letusan Gunung Tambora terjadi, yang disarikan dari ”Transactions of the Batavian Society” Vol VIII, 1816, dan dan ”The Asiatic Journal” Vol II, Desember 1816.
Selama enam minggu arkeolog menggali telah menemukan sisa dua mangkok untuk orang dewasa berbahan perunggu, pot keramik, peralatan dari besi dan artifak lainnya. Desain dan dekorasi dari artefak menunjukkan bahwa budaya Tamboran (orang Tambora) terkait dengan budaya orang Vietnam dan orang Kamboja. (Image: URI News Bureau)

Sumanap (Sumenep), 10 April 1815
Sore hari tanggal 10, ledakan menjadi sangat keras, salah satu ledakan bahkan mengguncang kota, laksana tembakan meriam.
Menjelang sore keesokan harinya, atmosfer begitu tebal sehingga harus menggunakan lilin pada pukul 16.00.
Pada pukul 19.00 tanggal 11, arus air surut, disusul air deras dari teluk, menyebabkan air sungai naik hingga 4 kaki dan kemudian surut kembali dalam waktu empat menit.
Baniowangie (Banyuwangi), 10 April 1815
Pada tanggal 10 April malam, ledakan semakin sering mengguncang bumi dan laut dengan kejamnya. Menjelang pagi, ledakan itu berkurang dan terus berkurang secara perlahan hingga akhirnya benar-benar berhenti pada tanggal 14.
Fort Marlboro (Bengkulu), 11 April 1815
Suaranya terdengar oleh beberapa orang di permukiman ini pada pagi hari tanggal 11 April 1815.
Beberapa pemimpin melaporkan adanya serangan senjata api yang terus-menerus sejak fajar merekah. Orang-orang dikirim untuk penyelidikan, tetapi tidak menemukan apa pun.
Suara yang sama juga terdengar di wilayah-wilayah Saloomah, Manna, Paddang, Moco-moco, dan wilayah lain. Seorang asing yang tinggal di Teluk Semanco menulis, sebelum tanggal 11 April 1815 terdengar tembakan meriam sepanjang hari.
Tambora explosion 1815

Besookie (Besuki, Jawa Timur), 11 April 1815
Kami terbungkus kegelapan pada 11 April sejak pukul 16.00 sampai pukul 14.00 pada 12 April. Tanah tertutup debu setebal 2 inci.
Kejadian yang sama juga terjadi di Probolinggo dan Panarukan, terus sampai di Bangeewangee (Banyuwangi) tertutup debu setebal 10-12 inci. Lautan bahkan lebih parah akibat dari letusan tersebut. Suara letusan terdengar sampai sejauh 600-700 mil.
Grissie (Gresik, Jawa Timur), 12 April 1815
Pukul 09.00, tidak ada cahaya pagi. Lapisan abu tebal di teras menutupi pintu rumah di Kradenan. Pukul 11.00 terpaksa sarapan dengan cahaya lilin, burung-burung mulai berkicau mendekati siang hari.
Dua ilmuwan sedang menyelidiki bekas-bekas peradaban yang telah lenyap di dekat gunung Tambora.

Jam 11.30 mulai terlihat cahaya matahari menerobos awan abu tebal. Pukul 05.00 sudah semakin terang, tetapi masih tidak bisa membaca atau menulis tanpa cahaya lilin.
Tidak ada seorang yang ingat ataupun tercatat dalam tradisi erupsi yang sedemikian besar.
Ada yang melihat kejadian itu sebagai transisi kembalinya pemerintahan yang lama.
Lainnya melihat kejadian itu dari sisi takhayul dan legenda bahwa sedang ada perayaan pernikahan Nyai Loro Kidul (Ratu Kidul) yang tengah mengawini salah satu anaknya.
Maka dia tengah menembakkan artileri supernaturalnya sebagai penghormatan. Warga menyebut abu yang jatuh berasal dari amunisi Nyai Loro Kidul.
Situs peradaban Tambora

Makasar, 12-15 April 1815
Tanggal 12-15 April udara masih tipis dan berdebu, sinar matahari pun masih terhalang.
Dengan sedikit dan terkadang tidak ada angin sama sekali. Pagi hari tanggal 15 April, kami berlayar dari Makassar dengan sedikit angin.
Di atas laut terapung batu-batu apung, dan air pun tertutup debu. Di sepanjang pantai, pasir terlihat bercampur dengan batu-batu berwarna hitam, pohon-pohon tumbang. Perahu sangat sulit menembus Teluk Bima karena laut benar-benar tertutup.
Heinrich Zollinger, Peneliti Pertama Penyingkap Gunung Tambora 1847
Heinrich Zollinger merupakan peneliti yang berjejak pertama kalinya di Tambora usai gunung itu menunjukkan amarahnya. Zollinger menyambanginya pada 1847 atau 32 tahun setelah letusan mahadahsyat yang berdampak pada perubahan iklim dunia.
Dia mendaki dan memanjat reruntuhan tebing ketika Tambora masih hangat berselimut kepulan asap yang menyeruak ke angkasa.
Heinrich Zollinger-peneliti-pertama-penyingkap-gunung-tambora-1847
Patung dada Heinrich Zollinger yang dikenang di Botanischer Garten Zürich (Roland zh/Wikimedia Commons)

Zollinger merupakan ahli botani asal Swiss yang ditunjuk Kerajaan Belanda sebagai kolektor tanaman resmi di negeri kepulauan Hindia Belanda pada 1842.
Tugasnya melakukan ekspedisi ilmu pengetahuan yang dibiayai oleh pemerintah. Kediamannya di sebuah vila pedesaan Tjikoja—kini Cikuya—Karesidenan Banten.
Awalnya dia mengumpulkan data tetumbuhan di lingkungan wilayah Banten dan Buitenzorg—kini Bogor.
Dia merambahi dari kawasan Pantai Anyer, Kota Tangerang, sampai lembah dan gunung, termasuk Gede-Pangrango, Salak, dan Tangkubanperahu.
Tahun berikutnya dia merambahi kediaman dewa gunung di Penanggungan, Semeru, Arjuna dan gunung-gunung di Jawa Timur lainnya.
Pada 1844 Zollinger mencatat keberhasilan berada di puncak Gunung Welirang, salah satu menara kembar di Jawa.
Koleksi prospektus tumbuhan yang dikumpulkan Zollinger, salah satunya, dikirim ke Profesor Alexander Moritzi, naturalis asal Swis yang bekerja di Solothurn, Swis. Moritzi kelak membantunya dalam hal penamaan, penomoran, dan distribusi.
Pada 1847, petualangannya sampai ke Sumbawa. Tujuan Zollinger adalah mempelajari letusan masa silam Tambora yang berdampak pada keseimbangan alam setempat dan pemulihannya.
gunung api volcano 2

Zollinger merayapi lereng Tambora hingga mencapai bibir kalderanya di ketinggian sekitar 2.851 meter. Menurutnya, sebelum letusan mahadahsyat pada 1815, tinggi Tambora mencapai hampir 4.000 meter!
Zollinger pulang ke Swiss pada 1847, kemudian dia menjabat direktur sekolah seminari di Kussnacht, Swis. Baru pada 1855 dia kembali ke Jawa sebagai seorang ahli botani independen dan kolektor tanaman. Ekspedisi kedua di Hindia Belanda pun dimulai.
Biaya perjalanan ke pelosok Hindia diperolehnya lewat kiriman prospektus herbarium kepada para ilmuwan di Eropa. Selain mendapatkan uang jasa atas kirimannya, Zollinger juga mendapat perlindungan selama perjalanannya berupa asuransi jiwa.
Kawah Tambora saat ini, diameter 6,5 – 7 km, dalam 1-1,2 km

Zollinger dikenal sebagai penulis berbagai jurnal dan publikasi ilmiah. Dia banyak menemukan spesies tanaman langka, yang sebagian merupakan spesies baru. Banyak pemikirannya telah mengalir dari ujung tinta, antara lain bidang geologi, meteorologi, moluska di Pulau Rakata, taksonomi tumbuhan, dan beberapa hal yang terkait tentang vegetasi di Hindia Belanda.
Koleksi herbariumnya telah tersebar di berbagai herbarium di Swiss dan Prancis. Namun, koleksi utamanya kini disimpan di Nationaal Herbarium Nederland di Universiteit Leiden dan Utrecht.
Zollinger demam hebat saat melakukan ekspedisi di Kandangan, sebuah desa di lereng tenggara Gunung Tengger, Jawa Timur. Dia tarjangkit malaria —salah satu ancaman terbesar penjelajah abad ke-19—kemudian tewas di desa tersebut pada 19 Mei 1859. Ketika itu usianya 41 tahun.
A year without summer - Giezendanner_Hunger_1817
Lukisan Giezendanner Hunger (1817)

Kini, namanya dikenang dalam sebuah plakat di Botanischer Garten Zürich (Kebun Botani Zurich), Swis. Beberapa nama tumbuhan di Indonesia mengabadikan namanya.
Sebagai contoh, dua dari seratusan tanaman obat yang digunakan penduduk sekitar kawasan Halimun-Salak adalah Flacourtia rukam Zollinger & Moritzi dan Schismatoglottis rupstris Zollinger & Moritzi.
Dalam penjelajahannya sekitar sepuluh tahun di Hindia Belanda,  Zollinger telah memberikan lebih dari 270 spesimen.
Lebih dari 20 spesies tanaman, rumput laut dan jamur menggunakan nama “zollingerii” sebagai bagian penamaan Latin. Sebuah sumbangan besar dan bermanfaat kepada ilmu pengetahuan. (Mahandis Y. Thamrin/NatGeoIndo)
a year without summer 1816 newspaper
year-without-a-summer 002
A year without summer.

Perbandingan letusan gunung Tambora dengan gunung Toba supervolcano

Peta gunung api aktif di Indonesia
(Sumber : IndoCropCircles.wordpress.com)

 Jadi begitulah sobat Letusan Gunung Tambora ternyata lebih dahsyat dari gunung Krakatau tapi masih kalah dari Toba Super Volcano yang ada di Pulau Sumatera. Indonesia emang bener negara paling "berapi" so, semangat kawula mudanya juga harus Berapi donk..
05.12.00   Posted by Arifmunz Gendheng in , with 1 comment
Read More
(Gambar Gunung Anak Krakatau)
       Apakah kamu suka nonton film? pernah nonton film Krakatoa : The Last Days karya sutradara Sam   Miller? film Krakatoa adalah film drama dokumenter yang mengisahkan tentang letusan gunung Krakatau, Letusan gunung yg terbesar dalam sejarah. Dan kali ini EduEdan mau bahas tentang letusan Gunung Krakatau yg terjadi di tahun 1883. Waktu itu belum ada Indonesia, waktu itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda.
seperti biasa gaes siapkan sejangkir kopi hangat dan terus baca artikel ini sampai habis.
Krakatoa eruption lithograph.jpg
Litografi letusan (circa 1888).
 

       Letusan Krakatau 1883 terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang bermula pada tanggal 26 Agustus 1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan letusan hebat yang meruntuhkan kaldera. Pada tanggal 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Aktivitas seismik tetap berlangsung hingga Februari 1884. Letusan ini adalah salah satu letusan gunung api paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah, menimbulkan setidaknya 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia.
  
      Wahhh... hebat juga ya gunung Krakatau ini  letusannya terasa sampai keseluruh dunia, jadi makin penasaran deh sama gunung yang satu ini.. sruputtttttt,...glekh..ahhh.. baca terus aja lagi deh..

Map krakatau.gif
Ini dia nih Peta Krakatau setelah letusan 1883, menunjukkan perubahan geografi.

Fase awal

        Sebelum letusan 1883, aktivitas seismik di sekitar Krakatau sangat tinggi, menyebabkan sejumlah gempa bumi yang dirasakan hingga ke Australia. Pada 20 Mei 1883, pelepasan uap mulai terjadi secara teratur di Perboewatan, pulau paling utara di Kepulauan Krakatau. Pelepasan abu vulkanik mencapai ketinggian hingga 6 km dan suara letusan terdengar hingga ke Batavia (sekarang Jakarta), yang berjarak 160 km dari Krakatau. Aktivitas vulkanik menurun pada akhir Mei, dan tidak ada aktivitas lebih lanjut yang tercatat hingga beberapa minggu ke depan.
         Letusan kembali terjadi pada 16 Juni, yang menimbulkan letusan keras dan menutupi pulau dengan awan hitam tebal selama lima hari. Pada 24 Juni, angin timur yang bertiup membersihkan awan tersebut, dan dua gulungan kabut asap terlihat membubung dari Krakatau. Letusan ini diyakini telah menyebabkan munculnya dua ventilasi baru yang terbentuk di antara Perboewatan dan Danan. Aktivitas gunung juga menyebabkan air pasang di sekitarnya menjadi sangat tinggi, dan kapal-kapal di pelabuhan harus ditambatkan dengan rantai agar tidak terseret laut. Guncangan gempa mulai terasa di Anyer, Jawa Barat, dan kapal-kapal Belanda melaporkan mengenai adanya batu apung besar yang mengambang di Samudera Hindia di sebelah barat.
        Pada tanggal 11 Agustus, pakar topografi Belanda, Kapten H. J. G. Ferzenaar, mulai menyelidiki pulau. Ia menemukan tiga gulungan abu telah melingkupi pulau, dan lepasan uap dari setidaknya sebelas ventilasi lainnya, sebagian besarnya terdapat di Danan dan Rakata. Saat mendarat, Ferzenaar mencatat adanya lapisan abu setebal 0,5 m, dan musnahnya semua vegetasi pulau, hanya menyisakan tunggul-tunggul pohon. Keesokan harinya, sebuah kapal yang lewat melaporkan mengenai adanya ventilasi baru yang berjarak "hanya beberapa meter di atas permukaan laut". Aktivitas vulkanik Krakatau terus berlanjut hingga pertengahan Agustus.

     Waduhh makin ngeri nih gempanya aja sampai ke australia ditambah lagi awan hitamnya sampai lima hari emang buseet dah ini gunung.

Fase klimaks

        Tanggal 25 Agustus, letusan semakin meningkat. Sekitar pukul 13.00 tanggal 26 Agustus, Krakatau memasuki fase paroksimal. Satu jam kemudian, para pengamat bisa melihat awan abu hitam dengan ketinggian 27 km (17 mi). Pada saat ini, letusan terjadi terus menerus dan ledakan terdengar setiap sepuluh menit sekali. Kapal-kapal yang berlayar dalam jarak 20 km (12 mi) dari Krakatau telah dihujani abu tebal, dengan potongan-potongan batu apung panas berdiameter hampir 10 cm (3.9 in) mendarat di dek kapal. Tsunami kecil menghantam pesisir Pulau Jawa dan Sumatera hampir 40 km (25 mi) jauhnya pada pukul 18.00 dan 19.00.
       Pada 27 Agustus, empat letusan besar terjadi pukul 05.30, 06.44, 10.02, dan 10:41 waktu setempat. Pada pukul 5.30, letusan pertama terjadi di Perboewatan, yang memicu tsunami menuju Telock Botong. Pukul 06.44, Krakatau meletus lagi di Danan, menimbulkan tsunami di arah timur dan barat. Letusan besar pada pukul 10.02 terjadi begitu keras dan terdengar hampir 3,110 km (1,930 mi) jauhnya ke Perth, Australia Barat, dan Rodrigues di Mauritius (4,800 km (3,000 mi) jauhnya).       Penduduk di sana mengira bahwa letusan tersebut adalah suara tembakan meriam dari kapal terdekat.  
        Masing-masing letusan disertai dengan gelombang tsunami, yang tingginya diyakini mencapai 30 m di beberapa tempat. Wilayah-wilayah di Selat Sunda dan sejumlah wilayah di pesisir Sumatera turut terkena dampak aliran piroklastik gunung berapi. Energi yang dilepaskan dari ledakan diperkirakan setara dengan 200 megaton TNT,  kira-kira hampir empat kali lipat lebih kuat dari Tsar Bomba (senjata termonuklir paling kuat yang pernah diledakkan). Pada pukul 10.41, tanah longsor yang meruntuhkan setengah bagian Rakata memicu terjadinya letusan akhir.

     Gilee bener ledakannya smapai 200 megaton TNT  dan empat kali lebih kuat dari bom termonuklir yang pernah diledakan, busseett

Letusan besar terakhir

Evolusi pulau-pulau di sekitar Krakatau

        Gelombang tekanan yang dihasilkan oleh letusan kolosal keempat dan terakhir terpancar keluar dari Krakatau hingga ketinggian 1,086 km/h (675 mph).\ Letusan tersebut begitu kuat sehingga memecahkan gendang telinga para pelaut yang sedang berlayar di Selat Sunda,\ dan menyebabkan lonjakan tekanan lebih dari 2½ inci merkuri (ca 85 hPa) pada alat pengukur tekanan yang terpasang di Batavia. Gelombang tekanan terpancar dan tercatat oleh barograf di seluruh dunia, yang tetap terjadi hingga 5 hari setelah letusan. Rekaman barografis menunjukkan bahwa gelombang kejut dari letusan terakhir bergema ke seluruh dunia sebanyak 7 kali. Ketinggian kabut asap diperkirakan mencapai 80 km (50 mi).
         Letusan mulai berkurang setelah itu, dan pada pagi 28 Agustus, Krakatau terdiam. Letusan kecil, sebagian besarnya mengeluarkan lumpur, tetap berlanjut hingga Oktober 1883.

Dampak

Gundukan batu karang (c. 1885) dihempaskan ke pantai Jawa setelah letusan Krakatau.

        Pada tengah hari tanggal 27 Agustus 1883, hujan abu panas turun di Ketimbang (sekarang desa Banding, Kec Rajabasa, Lampung). Kurang lebih 1.000 orang tewas akibat hujan abu ini. Kombinasi aliran piroklastik, abu vulkanik, dan tsunami juga berdampak besar terhadap wilayah di sekitar Krakatau. Tak satupun yang selamat dari total 3.000 orang penduduk pulau Sebesi, yang jaraknya sekitar 13 km (8.1 mi) dari Krakatau. Aliran piroklastik menewaskan kurang lebih 1.000 orang di  Ketimbang dan di pesisir Sumatera yang berjarak 40 km (25 mi) di sebelah utara Krakatau. Jumlah korban jiwa yang dicatat oleh pemerintah Hindia Belanda adalah 36.417, namun beberapa sumber menyatakan bahwa jumlah korban jiwa melebihi 120.000.
         Kapal-kapal yang berlayar jauh hingga ke Afrika Selatan juga melaporkan guncangan tsunami, dan mayat para korban terapung di lautan berbulan-bulan setelah kejadian. Kota Merak, Banten luluh lantak oleh tsunami, serta kota-kota di sepanjang pantai utara Sumatera hingga 40 km (25 mi) jauhnya ke daratan. Akibat letusan Krakatau, pulau-pulau di Kepulauan Krakatau hampir seluruhnya menghilang, kecuali tiga pulau di selatan. Gunung api kerucut Rakata terpisah di sepanjang tebing vertikal, menyisakan kaldera sedalam 250-meter (820 ft). Dari dua pulau di utara, hanya pulau berbatu bernama  Bootsmansrots yang tersisa; Poolsche Hoed juga menghilang sepenuhynya.
Setahun setelah letusan, rata-rata suhu global turun 1,2° C. Pola cuaca tetap tak beraturan selama bertahun-tahun, dan suhu tidak pernah normal hingga tahun 1888.
(Sumber : Wikipedia)

        Emang bener bener dahsyat gunung krakatau, Pantes kalau banyak filem orang bule yang mengisahkan tenteng ini gunung. Hufft panjang juga cerita gunung krakatau ini sampai habis kopi secangkir, heheee..
05.12.00   Posted by Arifmunz Gendheng in , with No comments
Read More

Rabu, 14 September 2016

                             Bendera Pusaka VS Janur Gemilang
 Sambil megingat lagi saat aku pertama kali menginjak bumi Malaysia, Aku ingat saat pertama kali aku disini, rasanya aneh kalau pertama kali mendengar orang Melayu bicara ada banyak kata yg memang hati nuraniku sebagai orang Indonesia menolak untuk mengucapkanya karena terkesan aneh. Tapi lambat laun aku melai terbiasa mengucapkanya, seperti Kari, Roti Canai dan Nasi Lemak dulu lidahku menolak tapi toh sekarang masuk juga, hehehee memang semua kerana terbisa,, ehh karena terbiasa :D dan masih terngiang ucapan seorang rekan kerjaku "Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung" kemanapun kita pergi kita harus menghormati penduduk aslinya. Walaupun agak mengganjal dihati ketika ada yang berucap "Indon" karena terkesan rasis, tapi ya sudah lah dah jadi kebiasan mereka memang. Tapi aku membiasakan diri untuk tidak mengucapkanya biasakan tetap lengkap "INDONESIA"
   Mengingat lagi waktu pertama dulu, inilah beberapa Kata - kata Bahasa Melayu Yang Aneh Dalam Bahasa Indonesia. Monggo disimak...



- Ambik (MY) = Ambil (ID)
   adalah kata yang dipakai sehari-hari yang berarti Ambil, namun dalam pembacan berita kata ini tidak dipakai dan tetap memakai kata ambil. kata ini aneh karena terbiasa berkata ambil hehe..
- Bangkit (MY) = Bangun (bangun tidur) (ID)
   Kata ini dipakai disaat inigin membangunkan seseorang dari tidur atau bertanya bangun tidur jam berapa contoh "kau bangkit pukul berape?" artinya kau bangun tidur jam berapa.. kata ini terkesan aneh karena bisanya dalam bahasa Indonesia kata Bangkit biasa dipakai untuk seorang mayat yang bangkit dari kubur atau menggambarkan suatu perjuangan misal seorang kesatria yg bengkit dari penindasan, ahh kata ini terlalu dramatis kalau harus di pakai tiap hari.
  boss : biasa kau bangkit pukul berape, rif?
 aku  : (mengerutkan dahi) berkata dalam hati "aku belum jadi mayat koq ditanya bangkit 
           pukul berapa, lha piye toh"
 - Bina (MY) = Bangun (bangunan,membangun) (ID)
 
    Bagiku kata ini aneh karena terlalu puitis untuk menggambarkan sebuah gedung yang sedang dibangun. contoh : "untuk membina sebuah rumah flat syarikat membutuhkan pekerja dari bangladesh"
   - Belakang (MY) = Punggung (ID)
 
     kata ini sebetulnya tidak aneh jika bermakna belakang saja tapi belakang orang melayu juga bermakna punggung.
 - Comel (MY) = Imut (ID)
  di malaysia gak ada yang namanya imut bro, yang ada cuma Comel.
- Cawangan = Cabang
 
  kata ini digunakan untuk menamai sebuah cabang suatu perusahaan
  contoh : Bojoloro sdn. bhd Cawangan Selangor. kata ini aneh karena sama dengan bahasa jawa.
 - Ingat (MY) = Pikir, Kira (ID)
   nah, kalau ada orang Malaysia berkata ingat itu sama dengan fikir atau kira dalam bahasa Indonesia
  contoh : "aku ingat kau orang melayu" itu artinya "aku pikir (kira) kau orang melayu"
- Pusing (MY) = Putar (ID)
  Pusing dalam bahasa malaysia bukan berarti kepala cenat cenut mau pecah, tapi pusing disisni  berarti  putar dalam bahasa Indonesia. aneh kan?
  kalau dengar kata Lumbung pasti kamu pikir itu adalah tempat menyimpan padi. tapi kalau orang Malaysia yang bicara lumbung itu artinya Danau, awas jangan sampai salah definisi.
 - Pemandu (MY) = Sopir (ID)
 
  pemandu dalam bahasa Indonesia diartikan orang yang menunjukan jalan atau orang yg memandu suatu acara misalnya pemandu wisata atau pemandu lagu. Tapi kalau di Malaysia Pemandu artinya Sopir lho, waduh apanya yang dipandu sih, tentu kendaraan yang dipandu biar gak nabrak.
- Langgar (MY) = Tabrak (ID)
 "tadi aku dijalan melanggar kucing mati lah kucing tu" waduh koq dijalan kayak di lapangan bola bang ada pelanggaran heheheee...
 -Tewas (MY) = Kalah (ID)
 Jangan heran kalau dimalaysia ini dalam setiap pertandingan olahraga ada orang yang tewas, soalnya tewas disini bukannya mati tapi kalah, aneh kan.
- Pokok (MY) = Pohon (ID)
 Yang ini memang aneh bin ajaib sob, sampai bingung mau mengungkapkanya. Tapi itu emang bukan bohongan alias nyata adanya.
- Pengacara (MY) = Pembawa Acara, Host (ID)
 aku pun masih bingung, sebenarnya siapa yang salah bahasa Indonesia apa bahasa Malaysia ya soalnya kalau menurut kamus besar bahasa indonesia Pengacara itu artinya seorang pendamping terdakwa atau pembela perkara.

Wahh, banyak juga yang aneh, tak terasa dah panjang EduEdan tulis, sebenrnya sih masih banyak lagi yang aneh, tapi buat kali ini cukup lah. Biar kalian makin penasaran tunggu aja EduEdan sambung lagi koq di bagian yang kedua. So, cukup sekian dan Wassalamualaikum.

Menurutku itu semua aneh, kalau menurut kalian gimana, jangan lupa komennya ya sobat.

07.16.00   Posted by Arifmunz Gendheng in with No comments
Read More

Selasa, 13 September 2016

    Dinosaurus, hewan purba yang sering kita lihat di film fiksi seperti Jurassic Park.
Dan pasti sempat terlintas difikiran kita "Ehh Bener gak ya dinosaurus itu ada". Kalau memang kamu penasaran, coba kamu ambil secangkir kopi dan terus baca artikel ini.

Gambar Donosaurus (Ilustrasi)
 

Dinosaurus adalah kelompok hewan purbakala dari klan Dinosauria. Dinosaurus pertama kali muncul pada periode Trias, sekitar 230 juta tahun yang lalu, dan merupakan vertebrata dominan selama 135 juta tahun, yang dimulai sejak periode Jura (sekitar 201 juta tahun yang lalu) hingga berakhirnya periode Kapur (65 juta tahun yang lalu), dan kemudian musnah akibat peristiwa kepunahan Kapur-Paleogen sebelum Era Mesozoikum. Studi terhadap fosil dinosaurus menunjukkan bahwa spesies burung berevolusi dari dinosaurus theropoda selama periode Jura, dan akibatnya, ribuan jenis burung yang hidup sekarang telah diklasifikasikan sebagai sub-kelompok dinosaurus oleh para paleontolog.
Beberapa burung yang selamat dari kepunahan 66 juta tahun yang lalu beserta keturunannya melanjutkan keberlangsungan hidup dinosaurus sampai sekarang.
Koleksi kerangka dinosaurus. Searah jarum jam dari kiri atas: Microraptor gui (theropoda bersayap), Apatosaurus louisae (sauropoda raksasa), Stegosaurus stenops (stegosaurus berpunggung tanduk), Triceratops horridus (ceratopsian bertanduk), Edmontosaurus regalis (ornithopoda berparuh bebek), Gastonia burgei (ankylosaurus berpelindung kulit).
                            


 Dinosaurus bisa digolongkan ke dalam beragam kelompok hewan dari sudut pandang taksonomi, morfologi, dan ekologi. Lebih dari 9.000 spesies burung adalah jenis dinosaurus vertebrata yang paling beragam, selain perciform ikan.  Dengan menggunakan bukti fosil, para paleontolog telah mengidentifikasi lebih dari 500 genera dinosaurus yang berbeda,  dan lebih dari 1.000 spesies yang tidak sama dengan dinosaurus non-unggas.[ Jenis dinosaurus di setiap benua bisa ditentukan melalui spesies yang masih hidup ataupun melalui sisa-sisa fosil. Kebanyakan di antaranya adalah. sedangkan yang selebihnya adalah karnivora. Sebagian besar keturunan dinosaurus yang masih hidup adalah bipedal (berkaki dua), namun kebanyakan jenis dinosaurus yang telah punah adalah spesies quadrupedal (berkaki empat). Struktur tampilan yang rumit seperti tanduk atau jambul umumnya dimiliki oleh semua kelompok dinosaurus, dan beberapa kelompok yang telah punah juga memiliki struktur tulang yang khas seperti duri dan tulang punggung yang tajam. Penelitian menunjukkan bahwa bertelur dan membangun sarang adalah karakteristik lainnya yang dimiliki oleh semua dinosaurus. Meskipun spesies burung modern pada umumnya berukuran kecil karena menyesuaikan dengan kemampuan terbang, sebagian besar dinosaurus pra-sejarah berukuran besar—yang terbesar adalah Amphicoelias fragilimus dari sauropoda, dengan panjang 60 meter (200 kaki) dan tinggi 10 meter (30 kaki) dengan berat 150 ton. Namun, anggapan bahwa dinosaurus non-unggas pada umumnya berukuran raksasa adalah suatu kesalahpahaman; banyak juga dinosaurus yang berukuran kecil, misalnya Xixianykus, yang panjangnya hanya 50 cm (20 inci).

Meskipun kata dinosaurus secara harfiah berarti "kadal yang mengerikan", namun sebenarnya dinosaurus bukanlah spesies kadal. Sebaliknya, dinosaurus tergolong dalam kelompok reptil yang terpisah. Bukti menunjukkan bahwa dinosaurus yang telah punah sama sekali tidak mencerminkan karakteristik tradisional reptil, misalnya bergerak melata dan ektoterma. Selain itu, kebanyakan hewan pra-sejarah seperti mosasaurus, ichthyosaurus, pterosaurus, plesiosaurus, dan Dimetrodon, dianggap sebagai jenis dinosaurus, namun sebenarnya hewan-hewan ini bukanlah dinosaurus. Sepanjang paruh pertama abad ke-20, sebelum burung diakui sebagai keturunan dinosaurus, sebagian besar ilmuwan percaya bahwa dinosaurus adalah hewan yang lamban dan berdarah dingin. Namun, penelitian yang dilakukan sejak 1970-an menunjukkan bahwa dinosaurus adalah hewan yang aktif dengan sistem metabolisme yang tinggi dan melakukan berbagai adaptasi dalam interaksi sosialnya.
Sejak fosil dinosaurus ditemukan pertama kali pada awal abad ke-19, rangkaian kerangka dinosaurus telah menjadi atraksi utama di berbagai museum di seluruh dunia, dan dinosaurus juga telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan dunia. Ukurannya yang besar serta sifatnya yang dianggap buas dan mengerikan telah menyebabkan munculnya buku-buku dan film-film laris yang mengisahkan mengenai dinosaurus, misalnya Jurassic Park. Tingginya antusiasme publik terhadap dinosaurus menyebabkan meningkatnya aliran dana untuk membiayai penelitian dinosaurus, dan penemuan-penemuan terbaru secara teratur selalu diliput oleh media.
Dinosaurus dalam film Jurassic park
                               
                                               

Etimologi

Takson Dinosauria dinamai secara resmi pada tahun 1842 oleh paleontolog Inggris bernama Sir Richard Owen, yang menggunakannya untuk merujuk pada "suku atau sub-ordo reptil Sauria yang khas". Nama ini kemudian diakui di Inggris dan di seluruh dunia. Nama ini berasal dari kata Yunani δεινός (deinos, yang berarti "mengerikan," "kuat," atau "sangat besar") dan σαῦρος (sauros, yang berarti "kadal" atau "reptil").  Meskipun nama taksonomik tersebut sering diartikan sebagai Referensi pada gigi, cakar, dan ciri mengerikan lainnya dari dinosaurus, Owen sebenarnya hanya bermaksud untuk mengingatkan tentang ukuran dan keagungan dinosaurus.

Definisi

Kerangka Triceratops horridus di American Museum of Natural History.

Menurut kajian taksonomi filogenetika, dinosaurus biasanya diartikan sebagai "kelompok yang terdiri dari Triceratops, Neornithes (burung modern), serta semua nenek moyang dan keturunannya". Juga ada pendapat yang menyatakan bahwa Dinosauria berkaitan dengan Megalosaurus dan Iguanodon, karena dua genera inilah yang digunakan oleh Richard Owen sebagai dasar penamaan Dinosauria. Kedua defenisi di atas pada dasarnya sama, mendefenisikan bahwa dinosaurus: "Dinosauria = Ornithischia + Saurischia", yang mencakup theropoda (sebagian besar karnivora berkaki dua dan burung), ankylosauria (herbivora kaki empat berpelindung kulit), stegosauria (herbivora kaki empat berpunggung tanduk) ceratopsia (herbivora kaki empat dengan tanduk dan piring leher), ornithopoda (herbivora kaki dua atau kaki empat "berparuh bebek"), dan sauropodomorpha (sebagian besar herbivora berkaki empat dengan leher dan ekor panjang).
 small bird with pale belly and breast and patterned wing and head stands on concrete
Burung gereja rumah (Passer domesticus) dianggap sebagai burung modern yang mewakili kelompok Dinosauria.

Sebagian besar paleontolog berpendapat bahwa sauropodomorph dan theropoda adalah dua genera yang berbeda, oleh sebab itu sauropodomorph tidak bisa digolongkan dalam kelompok saurischia atau dinosaurus. Untuk menghindari ketidakstabilan, maka secara konservatif, Dinosauria bisa didefenisikan sebagai: Triceratops horridus, Saltasaurus loricatus, Passer domesticus, serta semua nenek moyang dan keturunannya. Defenisi yang "lebih aman" dapat dinyatakan dengan: "Dinosauria = Ornithischia + Sauropodomorpha + Theropoda".
Terdapat konsesus umum di kalangan paleontolog yang menyatakan bahwa burung adalah keturunan dari dinosaurus theropoda. Dalam taksonomi tradisional, burung dianggap sebagai "kelas" terpisah yang berevolusi dari dinosaurus. Namun, kebanyakan paleontolog modern menolak pengklasifikasian ini, beralasan bahwa semua keturunan dinosaurus harus digolongkan pula ke dalam kelompok dinosaurus. Spesies burung dianggap oleh para paleontolog modern sebagai dinosaurus yang tidak punah. Menurut sebagian besar paleontolog modern, burung bisa diklasifikasikan sebagai bagian dari sub-kelompok Maniraptora, yang tergolong dalam coelurosaurus. Coelurosaurus sendiri adalah bagian dari klad theropoda, sedangkan theropoda adalah bagian dari ordo saurischia, dan saurischia adalah bagian dari kelompok dinosaurus. Oleh sebab itu, burung bisa diklasifikasikan sebagai dinosaurus.

Deskripsi umum

Dengan menggunakan salah satu defenisi di atas, maka secara umum, dinosaurus dapat diartikan sebagai archosaurus dengan tungkai tegak di bawah tubuh. Banyak hewan-hewan purbakala yang dianggap sebagai dinosaurus, misalnya ichthyosaurus, mosasaurus, plesiosaurus, pterosaurus, dan Dimetrodon, meskipun secara ilmiah hewan-hewan tersebut bukanlah dinosaurus, dan tidak satupun di antaranya yang berpostur tegak ataupun memiliki karakteristik dinosaurus lainnya. Dinosaurus adalah hewan bertulang belakang dominan pada Era Mesozoikum, khususnya pada periode Jura dan periode Kapur. Kelompok hewan lainnya yang hidup pada masa itu jumlah dan ukurannya sangat terbatas; misalnya mamalia, yang besarnya jarang melebihi ukuran kucing, dan umumnya adalah hewan pengerat karnivora.
Dinosaurus merupakan kelompok binatang (bukan jenis tunggal) masa lalu yang termasuk dalam kelas reptilia, yaitu binatang bertungkai empat dengan tulang belakang, berkembangbiak dengan bertelur, serta memiliki kulit kering yang dilindungi oleh sisik atau bulu. Dinosaurus termasuk hewan vertebrata (bertulang belakang) yang diklasifikasikan dalam ordo Chordata. Pada tahun 2000, ilmuwan taksonomi bernama Michael Benton secara resmi mengumumkan bahwa dinosaurus termasuk dalam seri Amniota, kelas Sauropsida, subkelas Diapsida, infrakelas Archosauromorpha, divisi Archosauria, subdivisi Avemetatarsalia, infradivisi Ornithodira, dan superordo Dinosauria. Archosauria adalah reptilia bermoncong sempit, gigi tertanam di rongga, dan tengkoraknya berbentuk memanjang. Sebagian besar anggota Archosauria yang ada sekarang telah punah kecuali crocodillia (buaya dan aligator) serta burung.
Dinosaurus termasuk dalam hewan digitigrade, yaitu binatang yang berjalan dengan jari kakinya seperti kucing atau burung. Kebanyakan reptilia adalah plantigrade, berjalan dengan telapak kakinya seperti beruang atau manusia.
Kulit dinosaurus kering dan bersisik, dan sebagian dari mereka mempunyai bulu di tubuhnya, meskipun bulu tersebut lebih difungsikan untuk menghangatkan diri dibanding untuk terbang. Dinosaurus adalah hewan poikiloterm, hewan berdarah dingin seperti reptilia modern yang harus mendapatkan sinar matahari sebagai sumber energi mereka selain makanan. Namun, belakangan ini muncul pendapat bahwa dinosaurus adalah hewan homoioterm, hewan berdarah panas. Pendapat ini didasarkan pada fosil ''Thescelosaurus'', jenis dinosaurus herbivora berukuran kecil yang ditemukan di Amerika Serikat. Fosil tersebut menunjukkan cetakan jantung dengan empat ruang, sekat sempurna, dan satu aorta, sama seperti mamalia modern. Sebagian besar ahli setuju bahwa sebagian dinosaurus adalah poikiloterm, dan sebagian yang lain adalah homoioterm.
Dinosaurus bereproduksi secara seksual dan ovipar. Ukuran telur dinosaurus beragam dari yang sebesar telur ayam sampai sebesar bola basket. Fosil telur dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan sejauh ini adalah fosil telur ''Gigantoraptor'' dari Mongolia. Telur tersebut berbentuk elips dengan diameter hampir 50 cm.
Meskipun masih termasuk kelompok reptilia, dinosaurus mempunyai ciri-ciri yang berbeda dibanding reptilia dan amfibia pada masa kini, yaitu kaki dinosaurus yang terletak langsung di bawah tubuhnya seperti manusia dan mamalia serta aves. Keadaan ini berlawanan dengan reptilia yang kakinya mencuat dari sisi tubuh mereka, siku menghadap ke samping, dan berjalan dengan pola melengkung. Dinosaurus dapat berlari dengan pola lurus dan kaki tegak di bawah tubuh, menjadikan mereka bergerak lebih cepat dan lincah dibanding reptilia dan amfibia manapun. Faktor inilah yang menjadikan mereka dengan cepat mendominasi dunia.
Tidak seperti yang digambarkan dalam banyak buku dan film, dinosaurus tidak selalu berupa binatang pemakan daging yang berbahaya. Kelompok binatang ini juga tidak semuanya berukuran raksasa. Sebenarnya, rata-rata dinosaurus adalah binatang pemakan tumbuhan yang tenang, dengan ukuran kira-kira sebesar gajah modern.
Kerangka Stegosaurus stenops di Museum Field.

Dinosaurus adalah kelompok yang terdiri dari beranekaragam hewan; menurut studi pada tahun 2006, lebih dari 500 genera dinosaurus non-unggas telah berhasil diidentifikasi, dan jumlah genera yang fosilnya telah diawetkan diperkirakan sekitar 1850, atau hampir 75% dari total dinosaurus yang masih harus ditemukan.  Studi terdahulu memperkirakan bahwa terdapat sekitar 3400 genera dinosaurus di Bumi, termasuk yang fosilnya telah diawetkan. Hingga 17 September 2008, 1047 spesies dinosaurus yang berbeda telah diberi nama. Sebagian besar di antaranya adalah herbivora, selebihnya karnivora, termasuk pemakan biji-bijian, pemakan ikan, insektivora, dan omnivora. Kebanyakan dinosaurus berjalan dengan dua kaki (seperti burung modern), namun beberapa spesies purbakala seperti Ammosaurus dan Iguanodon bisa berjalan dengan mudah menggunakan dua atau empat kaki. Modifikasi tengkorak seperti tanduk dan jambul adalah karakteristik umum dinosaurus. Beberapa spesies yang telah punah juga memiliki pelindung kulit (seperti badak). Meskipun dikenal karena ukurannya yang besar, beberapa dinosaurus juga ada yang berukuran kecil, dan burung modern tergolong dalam spesies yang berukuran kecil ini. Dinosaurus hidup di semua benua. Penemuan fosil menunjukkan bahwa mereka menyebar secara global pada awal periode Jura. Burung modern hidup hampir di setiap habitat yang tersedia, dari darat hingga ke laut, dan terdapat bukti yang menunjukkan bahwa beberapa dinosaurus non-unggas (seperti Microraptor) bisa terbang, atau setidaknya meluncur.

 Karakteristik anatomi

Penemuan baru-baru ini menyebabkan semakin sulit untuk menentukan karakteristik khas dinosaurus, hampir semua dinosaurus yang telah ditemukan memiliki modifikasi kerangka tertentu yang berbeda dengan karakteristik nenek moyang archosaurus. Namun, beberapa kelompok dinosaurus memiliki karakteristik yang dianggap sebagai karakteristik Dinosauria; ciri yang dimiliki oleh semua dinosaurus awal dan kemudian diteruskan pada keturunannya. Dalam taksonomi, ini disebut dengan sinapomorfi.
S. Nesbitt mengemukakan temuannya mengenai keterkaitan antara sinapomorfi archosaurus dengan dinosaurus:
  • Pada tengkorak, fossa supratemporal pada archosaurus menjadi fenestra supratemporal pada dinosaurus
  • Epipophyses menjadi tulang leher anterior (kecuali atlas dan axis)
  • Jambul deltopektoral (proyeksi tempat melekatnya otot deltopektoral) terletak di bawah humerus (tulang lengan atas)
  • Radius 80% lebih pendek daripada panjang humerus
  • Trokanter keempat (proyeksi tempat melekatnya otot kaudofemoralis) pada femur (tulang paha) berbentuk flens tajam
  • Pada trokanter asimetris keempat, marjin distal membentuk sudut yang lebih curam ke arah poros
  • Pada astragalus dan calcaneum, fibula berukuran 30% lebih kecil
  • Eksosiptial (tulang di belakang tengkorak) tidak memenuhi garis tengah rongga endokranial
  • Permukaan proksimal artikular iskium dengan ilium dan pubis dipisahkan oleh cekungan besar
  • Crest cnemial pada tibia (tulang kering) melengkung secara anterolateral
Nesbitt juga menemukan sejumlah sinapomorfi lainnya antara archosaurus dengan dinosaurus, di antaranya juga terdapat pada silesaurids, yang menurut Nesbitt mirip dengan Dinosauria, termasuk trokanter anterior yang besar, metatarsal II dan IV dengan panjang yang sama, kurangnya kontak antara iskium dengan pubis, terdapatnya cnemial crest pada tibia, proses menaik pada astragalus, dan lain sebagainya.

Diagram tengkorak diapsida.

Postur tungkai reptil biasa (kiri), dinosaurus dan mamalia (tengah), dan rauisuchia (kanan).
Berbagai karakteristik kerangka lainnya juga dimiliki oleh dinosaurus. Namun, karena karakteristik tersebut hanya dimiliki oleh kelompok archosaurus atau tidak terdapat pada semua spesies awal dinosaurus, karakteristik tersebut tidak dianggap sebagai sinapomorfi. Misalnya, sebagai anggota diapsida reptil, keturunan dinosaurus memiliki dua pasang fenestra sementara (pada tengkorak di belakang mata), sedangkan sebagai anggota diapsida archosauria, dinosaurus memiliki fenestra tambahan pada moncong dan rahang bawah. Selain itu, beberapa karakteristik yang sebelumnya dianggap sebagai sinapomorfi diketahui telah muncul sebelum keberadaan dinosaurus, atau tidak terdapat pada dinosaurus awal dan baru berevolusi pada kelompok dinosaurus yang berbeda. Ini termasuk skapula yang memanjang, atau tulang belikat; sacrum yang terdiri dari tiga ruas atau lebih yang menyatu dengan tulang punggung (tiga pada archosaurus, namun hanya dua pada Herrerasaurus); dan sebuah acetabulum berongga, atau sendi panggul, dengan sebuah lubang di tengah permukaan bagian dalamnya (menutup pada Saturnalia). Kesulitan lainnya untuk menentukan karakteristik Dinosaurian terletak pada fakta bahwa kelompok dinosaurus awal dan archosaurus lainnya yang berasal dari periode Triassic Akhir kurang diketahui dan serupa dalam banyak hal, sehingga hewan-hewan ini terkadang salah diidentifikasi dalam berbagai literatur.
Dinosaurus berdiri tegak seperti sebagian besar mamalia modern, namun berbeda dari kebanyakan reptil, yang bergerak melata atau merayap. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya reses lateral di bagian panggul (biasanya berupa sendi terbuka) yang terhubung ke tulang paha. Postur tegak ini memungkinkan dinosaurus purba untuk bernapas dengan mudah sambil bergerak, yang tingkat stamina dan aktivitasnya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan reptil melata lainnya. Tungkai tegak ini kemungkinan juga membantu mendukung evolusi dinosaurus yang berukuran besar dengan mengurangi kelenturan pada anggota badan. Beberapa achosaurus non-dinosaurus, termasuk rauisuchia, juga bertungkai tegak, namun tegaknya tidak sempurna (tegak semi atau tegak pilar); tulang panggul bagian atas diputar sehingga kaki depan menggantung.

Sejarah evolusi

Asal dan evolusi awal


Kerangka Marasuchus lilloensis, spesies ornithodiran yang mirip dinosaurus.
Full skeleton of an early carnivorous dinosaur, displayed in a glass case in a museum
Kerangka Herrerasaurus (besar), Eoraptor (kecil) dan tengkorak Plateosaurus.
Dinosaurus berkembang menjadi spesies sendiri dan berpisah dari nenek moyang mereka, archosaurus, sekitar 230 juta tahun yang lalu, pada periode Trias Tengah hingga Trias Akhir, kira-kira 20 juta tahun setelah peristiwa kepunahan Permian-Trias yang memunahkan hampir 95% kehidupan di Bumi. Penanggalan radiometrik dari formasi batuan yang mengandung fosil dinosaurus awal seperti genus Eoraptor membuktikan bahwa hewan tersebut adalah dinosaurus tertua di Bumi. Para paleontolog berpendapat bahwa Eoraptor kemungkinan adalah nenek moyang dari semua dinosaurus;  jika hal ini benar, maka bisa disimpulkan bahwa pada awalnya, karakteristik dinosaurus adalah bertubuh kecil, dan predator berkaki dua. Penemuan hewan purbakala ornithodiran yang mirip dinosaurus seperti Marasuchus dan Lagerpeton di Argentina turut mendukung pendapat ini.

Ciri-ciri Dinosaurus

Untuk bisa diklasifikasikan sebagai dinosaurus,fosil atau dugaan dari seekor makhluk hidup,terutama hewan,harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Memiliki jenis tulang panggul Saurischia atau Ornithschia.
  2. Hidup pada Masa Mesozoikum, binatang apapun yang hidup sebelum atau setelah Masa Mesozoikum tidak dikategorikan sebagai dinosaurus, misalnya Dimetrodon.
  3. Memiliki kaki tegak langsung di bawah tubuh seperti Mamalia dan Aves modern.
  4. Tidak memiliki sayap atau sirip berukuran besar yang difungsikan untuk terbang atau berenang.
  5. Bereproduksi secara ovipar.

Spesies

Hingga Desember 2015, telah diketahui lebih dari 1.600 genera dinosaurus, namun kira-kira 30% dari jumlah ini adalah nama sinonim (tidak valid). Ini karena sama seperti pada zaman sekarang, fosil dinosaurus sesuai dengan keadaan binatang itu saat masih bernyawa. Jika saat masih hidup spesies dinosaurus tertentu sudah langka, maka fosilnya akan lebih langka lagi. Salah satu contohnya adalah fosil Iguanodon,Megalosaurus,atau Allosaurus, yang memiliki persebaran yang amat luas sampai terdapat di beberapa benua yang berbeda. Sebaliknya, fosil semacam Argentinosaurus, Therizinosaurus, atau Deinocheirus penyebarannya amat sempit dan sangat langka.
Dinosaurus juga menggunakan sistem nama binominal nomenklatur, seperti yang dicetuskan oleh biologis Carolus Linnaeus. Setiap dinosaurus memiliki dua nama, satu nama depan sebagai nama genus dan satu nama belakang sebagai nama spesies. Misalnya Tyrannosaurus rex, Brachiosaurus altithorax, Triceratops horridus, atau Stegosaurus armatus. Biasanya, di luar lingkungan ilmu pengetahuan, yang digunakan hanya nama genusnya. Namun nama lengkapnya ternyata menarik perhatian banyak orang sehingga sering diikutsertakan, yang berarti juga menambah arti dinosaurus itu. Misalnya Triceratops berarti "wajah bertanduk tiga", namun jika nama spesiesnya dipakai juga (horridus)berarti "wajah bertanduk tiga yang menakutkan".

Masa Hidup

Semua dinosaurus hidup pada Masa Mesozoikum (Zaman Pertengahan) yang berlangsung setelah Masa Paleozoikum dan sebelum Masa Kenozoikum / Neozoikum pada Eon Fanerozoikum (Kehidupan Terlihat). Masa Mesozoikum berlangsung antara 250-65 juta tahun yang lalu. Masa Mesozoikum dibagi menjadi tiga periode, yaitu Periode Triasik / Trias (250-206 juta tahun yang lalu), Jurasik / Jura (205-145 juta tahun yang lalu), dan Kretaseus / Kapur (144-65 juta tahun yang lalu).
Tidak semua dinosaurus hidup pada zaman yang sama, misalnya Stegosaurus dan Tyrannosaurus tidak pernah bertemu karena Stegosaurus hidup pada Periode Jurasik, sedangkan Tyrannosaurus hidup pada Periode Kretaseus. Dinosaurus pertama muncul pada Akhir Periode Triasik pada Kala Carnian, sekitar 237 juta tahun yang lalu, kemudian berkembang secara konstan lalu meledak ketika Periode Jurasik Awal. Kebanyakan dinosaurus hidup pada Periode Jurasik dan Kretaseus.
Berikut ini merupakan tabel pembagian Masa Mesozoikum:
Masa Periode Zaman Kala Waktu
Mesozoikum Triasik Triasik Awal Induan 250-249 jtyl
Olenekian 249-246 jtyl
Triasik Tengah Anisian 246-242 jtyl
Ladinian 242-237 jtyl
Triasik Akhir Carnian 237-227 jtyl
Norian 227-210 jtyl
Rhaetian 210-206 jtyl
Jurasik Jurasik Awal Hettangian 205-198 jtyl
Sinemurian 198-191 jtyl
Pliensbachian 191-183 jtyl
Toarchian 183-174 jtyl
Jurasik Tengah Aalenian 174-170 jtyl
Bajocian 170-168 jtyl
Bathonian 168-166 jtyl
Callovian 166-162 jtyl
Jurasik Akhir Oxfordian 162-157 jtyl
Kimmeridgian 157-152 jtyl
Tithonian 152-145 jtyl
Kretaseus Kretaseus Awal Berriasian 144-142 jtyl
Valanginian 142-133 jtyl
Hauterivian 133-130 jtyl
Barremian 130-126 jtyl
Aptian 126-113 jtyl
Albian 113-100 jtyl
Kretaseus Akhir Cenomanian 100-92 jtyl
Turonian 92-89 jtyl
Coniacian 89-86 jtyl
Santonian 86-83 jtyl
Campanian 83-72 jtyl
Maastrichtian 72-65 jtyl

Makanan

Sebagian besar dinosaurus (sekitar 65%) adalah herbivora. Sekitar 30% adalah karnivora dan 5% sisanya adalah omnivora. Dinosaurus herbivora memiliki adaptasi yang beranekaragam untuk memakan tanaman yang beranekaragam pula. Beberapa dinosaurus herbivora seperti ''Kentrosaurus'' hanya memakan tanaman yang lunak. ''Ankylosaurus'' dan ''Sauropelta'' memiliki mulut yang lebih lebar, jadi mereka dapat memakan tanaman yang lebih bervariasi.
Sauropoda raksasa seperti ''Diplodocus''dapat mencapai tumbuhan yang tumbuh jauh dari tubuhnya, namun Brachiosauria seperti ''Brachiosaurus'' dapat meraih puncak pohon. ''Triceratops'' memiliki paruh kuat yang mampu memotong bagian tumbuhan yang keras, namun makanan paling bervariasi dari jenis herbivora adalah Hadrosauria seperti ''Edmontosaurus'' dan ''Corythosaurus''. Mereka memiliki sistem penggilingan yang efisien yang melibatkan paruh lebar untuk mencabut tanaman serta ratusan gigi geraham berbentuk intan yang berderet rapat di rahang mereka. Beberapa memiliki total 2.000 gigi—jumlah terbanyak dari semua reptilia herbivora.
Ornithopoda, Thyreophora, dan Marginocephalia dapat mengunyah makanan sebelum ditelan, namun tidak dengan Sauropodomorpha. Karena gigi mereka hanya di bagian depan mulut guna mencabut tanaman, Sauropodomorpha membantu proses digesti dengan menelan bebatuan kerikil yang disebut gastrolit, untuk membantu menggiling makanan di lambung. Apabila gastrolit tersebut sudah tumpul dan tidak dapat menggiling secara maksimal, mereka akan memuntahkannya dan menelan kerikil yang baru. Beberapa fosil Sauropodomorpha mengandung lebih dari 200 gastrolit di perut mereka. Beberapa ilmuwan tidak setuju dengan pendapat ini. Mereka beranggapan bahwa batu-batu itu tertelan secara tidak sengaja.
Dinosaurus karnivora telah berkembang sejak awal kemunculannya, diperlengkapi rahang berengsel dan gigi-gigi tajam bergerigi. Kelompok paling umum disebut Carnosauria, namun belakangan berkembang kelompok Maniraptorian yang mengembangkan struktur pencernaan omnivora dan herbivora. Salah satu jenis karnivora yang paling berbahaya adalah Tyrannosauria, yang memiliki otot rahang yang lebih kuat dibanding predator darat manapun yang pernah hidup. Gigi-gigi Tyrannosauria lebih pendek dari gigi Carnosauria dan geriginya lebih sedikit, tapi lebih tebal dengan akar gigi yang lebih kokoh.
Kebanyakan dinosaurus karnivora memburu langsung mangsa mereka, baik sendirian maupun berkelompok, juga dengan mencari-cari bangkai, atau merebut mangsa dari predator yang lebih kecil. Beberapa dinosaurus seperti ''Majungasaurus'' menunjukkan sifat kanibal. Beberapa kelompok dinosaurus seperti Spinosauria juga diketahui telah terspesialisasi untuk menangkap ikan dan hewan akuatik. Dinosaurus karnivora menelan bulat-bulat potongan daging dan memiliki sistem pencernaan yang lebih pendek dari dinosaurus herbivora.
Dinosaurus omnivora umumnya hanya memiliki sedikit atau bahkan tanpa gigi samasekali, sebagian besar meliputi kelompok Ornithomimoidea dan Oviraptoria yang bertubuh sedang dan kecil dengan mobilitas yang tinggi. Mereka biasanya mengkonsumsi kadal, telur, katak, mamalia kecil, pakis, paku-pakuan, tanaman berbunga, atau akar tumbuhan, dan barangkali ikan dan bangkai.

Perilaku

Perilaku dinosaurus merupakan salah satu topik yang paling seru untuk dibahas sekaligus menjadi perdebatan hangat para ahli paleontologi dan para ahli biologi modern selama puluhan dekade. Fosil memberitahukan kita mengenai struktur tubuh dinosaurus, dan juga mengindikasikan tempat hidup mereka, tetapi karena jaringan tubuh lunak seperti organ-organ dalam jarang terawetkan, tingkah laku dinosaurus masih menjadi misteri meskipun sedikit demi sedikit terbongkar. Pada dasarnya, hampir semua anggapan kita mengenai tingkah laku dinosaurus umumnya keliru.
Awalnya, dinosaurus dianggap sebagai hewan lamban yang bodoh dan tidak mengurus bayi-bayinya. Kini kita tahu banyak dinosaurus bipedal dapat berlari cepat dengan kelincahan yang baik, terutama untuk memburu mangsa kecil atau meloloskan diri dari karnivora. Kita kini juga tahu, kelompok Maniraptorian yang disebut Dromaeosaurida memiliki otak yang terhitung besar dibanding reptilia manapun. Mata dinosaurus Theropoda akhir menunjukkan pengelihatan steroskopis yang berguna mengukur jarak mangsa. Dari rongga mata mereka, kita juga bisa memperkirakan apakah dinosaurus tersebut aktif pada siang hari (diurnal) atau pada malam hari (nokturnal).

Pertahanan Dinosaurus herbivora mutlak membutuhkan pertahanan diri untuk menghadapi karnivora, yang bervariasi sesuai kelompok mereka. Kelompok Sauropodomorpha mengandalkan ukuran tubuh raksasanya untuk menghalau pemangsa. Umumnya, Sauropodomorpha berukuran lima sampai sepuluh kali lebih besar dibanding pemakan daging yang sezaman. Selain itu, mereka juga mengembangkan ekor cambuk, kaki yang kuat, cakar, bahkan pada beberapa kasus mereka memiliki perisai tubuh ekstra (''Ampelosaurus'' dan ''Agustinia'') serta thagomizer seperti Stegosauria (''Spinophorosaurus'') dan gada ekor seperti Ankylosauria (''Shunosaurus''). Penggunaan cambuk ekor masih diperdebatkan. Sebagian ahli menyetujui ekor panjang milik Sauropoda seperti Diplodocus dan ''Apatosaurus'' dapat membelit tubuh pemangsa dan membantingnya atau mencambuk predator dengan ekornya, namun tindakan itu dapat melukai vertebra ekornya. Sebagian ahli lain setuju suara menggelegar yang dihasilkan ketika ekor raksasa Sauropoda dikibaskan ke udara sudah cukup untuk menakuti predator. Dinosaurus-dinosaurus raksasa ini juga dapat berdiri dengan dua kaki untuk membuatnya terlihat lebih besar dan menakutkan.
Dinosaurus dengan pertahanan paling mengesankan adalah Thyreophora. Pada Zaman Jurasik, Stegosauria mendominasi dengan lempengan di leher, punggung, dan ekor, serta duri-duri ekor yang dikenal sebagai thagomizer, yang dapat membuat luka fatal bagi predator. Contoh terbaik mengenai penggunaan thagomizer terdapat pada fosil Allosaurus yang vertebranya mengalami luka hebat akibat tusukan thagomizer milik Stegosaurus. Ankylosauria memiliki pertahanan yang lebih menyeluruh, bahkan beberapa jenis seperti ''Minmi'' dari Australia juga memiliki pelindung di perut. Ankylosauria seperti Ankylosaurus dan Euoplocephalus hidup bersama predator-predator berbahaya seperti Tyrannosaurus dan Albertosaurus, jadi mereka membutuhkan pertahanan yang kuat. Ankylosauria mengembangkan perisai dari tonjolan tulang yang melingkupi leher, punggung, dan ekor, bahkan kelopak mata bertulang. Pada beberapa spesies Nodosauria seperti Sauropelta dan Edmontonia, pelindung bahu mereka berkembang menjadi duri raksasa yang mampu memberikan tusukan mematikan di kaki Theropoda. Gada Ankylosauria yang terbuat dari beberapa tulang padat yang menyatu bisa seberat 30 kg. Satu ayunan cukup untuk meretakkan tulang kaki, rusuk, atau bahkan tengkorak Theropoda.
Dinosaurus mengesankan lainnya adalah Marginocephalia, terutama Ceratopsia. Mereka mengembangkan jumbai seperti kerah raksasa, tersusun dari tulang, yang melindungi leher dari gigitan predator. Tanduk-tanduk Ceratopsia juga mampu mengakibatkan kerusakan hebat. Sebagian ahli tidak setuju dengan pendapat ini. Mereka beranggapan sebagian Ceratopsia mempunyai kerah leher yang terlalu tipis untuk dijadikan pertahanan, dan tanduk mereka berrongga dan mudah patah. Namun, beberapa Ceratopsia seperti Triceratops menunjukkan kerusakan tanduk dan jumbai yang kemungkinan besar disebabkan oleh pertarungan melawan predator. Pada umumnya, sekalipun tidak digunakan langsung dalam pertarungan, Ceratopsia bukan pilihan pertama bagi predator karena jumbai dan tanduk mereka sudah bisa mengitimidasi pemangsa.
Marginocephalia lain seperti Pachycephalosauria dan Ornithopoda menerapkan strategi pertahanan sederhana: mereka lari secepat mungkin. Mereka mengembangkan otot kaki yang kuat sehingga dapat berlari hingga kecepatan 45 km/jam untuk waktu yang lama. Mereka juga hidup dalam kelompok beranggotakan ratusan hingga ribuan binatang untuk memperkecil kemungkinan dimangsa. Beberapa Ornithopoda juga menggunakan suara keras untuk menakut-nakuti pemangsa.
Pengembangbiakan
Diformisme seksual pada dinosaurus paling terlihat pada kelompok Ornithopoda dan Marginocephalia. Pada Ornithopoda berjengger seperti Parasaurolophus, Corythosaurus, dan Lambeosaurus, jengger besar menandakan dinosaurus tersebut merupakan jantan dan sebaliknya. Hal ini disepakati oleh tiap ilmuwan sebab binatang-binatang modern juga memiliki ciri yang sama, misalnya merak jantan mempunyai ekor yang panjang, tanduk rusa jantan lebih besar dari yang betina, dan sebaliknya. Marginocephalia seperti Ceratopsia melakukan hal yang sama dengan jumbai dan tanduk mereka. Para ahli berpendapat bahwa jumbai Ceratopsia dialiri oleh darah sehingga dapat mengubah warna kulit jumbai pada saat-saat tertentu untuk memikat betina. Ritual ‘adu kepala’ juga merupakan hal yang umum pada Pachycephalosauria dan Ceratopsia. Ceratopsia saling tanduk dengan tanduk-tanduk besar mereka untuk memperebutkan betina.
Tebal tengkorak Pachycephalosaurus dapat mencapai 25 cm (tebal tengkorak manusia rata-rata hanya 5,5 mm) dan cukup kuat untuk menahan benturan. Akan tetapi, alih-alih saling menumbukkan kepala, mereka mungkin hanya saling dorong dengan kepala atau main gebuk ke tubuh. Benturan terlalu sering juga tidak baik untuk struktur kepala mereka. Stegosauria juga memiliki lempeng yang dialiri oleh darah, yang mungkin juga berubah warna ketika berusaha memikat berhatian betina. Hal yang sama bisa terjadi pada modifikasi spina punggung beberapa dinosaurus seperti Ouranosaurus dan Spinosaurus. Jengger Theropoda seperti Dilophosaurus juga mungkin berfungsi sama, karena meskipun terbuat dari tulang, jengger ini terlalu tipis untuk perkelahian. Banyak paleontolog berpendapat bahwa beberapa Theropoda seperti Tyrannosaurus mesti memberikan ‘hadiah’ untuk merayu betina, misalnya makanan, karena Tyrannosaurus betina berukuran satu meter lebih panjang dibanding Tyrannosaurus jantan dan hampir satu ton lebih berat. Sauropodomorpha seperti Giraffatitan mungkin melakukan adu leher seperti jerapah modern untuk memperebutkan betina.
Perawatan Salah satu kekeliruan etologi dinosaurus yang paling terkenal adalah penemuan fosil seekor dinosaurus yang tengkurap di sebuah sarang berisi telur. Para paleontolog menamainya Oviraptor, yang berarti pencuri telur, atas dasar anggapan bahwa dinosaurus tersebut mati saat berusaha mencuri telur dinosaurus lain. Akan tetapi, beberapa dekade kemudian kita mengetahui bahwa Oviraptor mati karena melindungi sarangnya sendiri, mungkin karena badai pasir. Ini menunjukkan pola dasar perawatan binatang: menjaga telur.
Tak cukup sampai di situ, banyak dinosaurus terutama Ornithopoda dan Theropoda menjaga bayi-bayi mereka, memberi mereka makan sampai cukup besar untuk hidup sendiri. Pola pengasuhan ini kelak diturunkan ke hasil evolusi dinosaurus, yakni burung. Penemuan pertama mengenai pola perawatan telur dan bayi terjadi di Formasi Two Medicine, dimana dinosaurus yang dinamai Maiasaura (berarti “ibu kadal yang baik”) berada di sebuah situs sarang, masing-masing sarang berjarak 7-9 meter, yang berarti sepanjang Maiasaura dewasa. Maiasaura merawat bayi-bayi mereka dan menyertakannya dalam kelompok seperti kebanyakan mamalia herbivora masa kini. Salah satu perilaku pengasuhan aneh didapat dari Troodon, Maniraptorian sepanjang 3,5 meter yang menitipkan telurnya ke sarang dinosaurus lain agar induknya tidak perlu susah payah merawat anak-anaknya, mirip perilaku burung tekukur modern. Pendapat ini didasarkan pada fosil sarang Orodromeus yang berisi sebutir telur dengan embrio Troodon. Sementara itu, kebanyakan Sauropodomorpha bertelur dan menimbunnya begitu saja di tanah seperti penyu modern. Sauropodomorpha memiliki laju pertumbuhan paling cepat dari semua dinosaurus—beberapa dari mereka bertambah berat 2-5 kilogram dalam sehari dan hanya butuh 20 tahun untuk mencapai ukuran maksimal.
Teritorial Burung modern bisa dibilang sebagai salah satu binatang paling ketat menjaga wilayah kekuasaan dan perburuan mereka, jadi kita bisa simpulkan bahwa perilaku ini kemungkinan besar diwarisi dari nenek moyang mereka: dinosaurus. Terutama Theropoda, teritori menjadi urusan yang penting. Dinosaurus pemakan daging dapat bertarung baik dengan sesama maupun berbeda spesies untuk memperebutkan teritori. Banyak fosil yang telah membuktikan hal ini, terutama pada Carnosauria dan Tyrannosauria, terdapat bekas-bekas gigitan baik dari sesama maupun berbeda spesies. Pada beberapa kasus, Theropoda melakukan tindakan yang lebih ekstrem lagi, yaitu kanibalisme. Hal ini telah diketahui dari fosil Majungasaurus dari Madagaskar, dan kemungkinan besar Tyrannosauria.

Ukuran

Semua ahli setuju bahwa dinosaurus merupakan binatang terbesar yang pernah berjalan di bumi. Dinosaurus-dinosaurus terbesar berada di kelompok Sauropodomorpha, yang dapat tumbuh hingga sepuluh kali lebih besar dibanding mamalia darat terbesar, Paraceratherium, dan sepuluh kali lebih besar dibanding dinosaurus karnivora terbesar atau dinosaurus Ornithschia terbesar. Ukuran dinosaurus raksasa meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Sebelumnya, dinosaurus raksasa terpopuler adalah Brachiosaurus, yang diklaim mencapai panjang 25 m dengan tinggi 13 m dan berat 50 ton. Pada tahun 1987 di Argentina, fosil Argentinosaurus ditemukan. Estimasi ukuran dinosaurus ini mencapai 35 atau 40 m panjangnya dan berat sekitar 80-100 ton. Sebagian besar dinosaurus yang berukuran panjang di atas 30 m hanya dikenali dari sisa-sisa parsial, bahkan kadang hanya satu atau dua tulang saja, sehingga upaya merekonstruksi makhluk sebesar ini membutuhkan usaha menduga-duga. Paleontolog biasanya mengambil perkiraan kerabat dekat sebagai penentu ukuran. Dinosaurus terbesar yang diklaim valid adalah Bruhathkayosaurus dan Amphicoelias. Amphicoelias, dengan panjang 60 m, adalah vertebrata terpanjang dalam sejarah bumi. Bruhathkayosaurus mungkin merupakan dinosaurus terberat. Rekor dinosaurus sekaligus binatang tertinggi jatuh pada Sauroposeidon, tingginya mencapai 18 m.
Dinosaurus karnivora raksasa mempunyai selisih ukuran yang tipis, akan tetapi telah diketahui bahwa Theropoda terbesar adalah Spinosaurus dari Afrika Utara, dengan panjang antara 15–16 m dan berat 7-11 ton, disusul Giganotosaurus, Carcharodontosaurus, dan Tyrannosaurus lalu Mapusaurus.
Sementara, pemegang rekor dinosaurus terkecil masih diperdebatkan. Compsognathus pernah diduga sebagai dinosaurus terkecil, dengan panjang 60 cm dan berat 4 kg. Kemudian diketahui bahwa fosil tersebut merupakan hewan yang masih muda. Compsognathus dewasa mencapai panjang sekitar satu meter. Ornithschia terkecil adalah Fruitadens dengan panjang kurang dari 80 cm, yang hidup pada Zaman Jurasik.
(Sunber : Wikipedia)

  Nah setelah membaca Artikel tadi kita jadi tahu kan.. yeahh... tambah lagi satu ilmu pengetahuan kita.
Jadi mulai dari sekarang Budayakan Gemar Membaca ya untuk Indonesia Lebih Cerdas.
Sekian dari saya Terima kasih. 


08.15.00   Posted by Arifmunz Gendheng in with No comments
Read More

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search