Dinosaurus, hewan purba yang sering kita lihat di film fiksi seperti
Jurassic Park.
Dan pasti sempat terlintas difikiran kita "Ehh Bener gak ya dinosaurus itu ada". Kalau memang kamu penasaran, coba kamu ambil secangkir kopi dan terus baca artikel ini.
|
Gambar Donosaurus (Ilustrasi) |
Dinosaurus adalah kelompok hewan purbakala dari klan
Dinosauria. Dinosaurus pertama kali muncul pada
periode Trias, sekitar 230 juta tahun yang lalu, dan merupakan
vertebrata dominan selama 135 juta tahun, yang dimulai sejak periode Jura (sekitar 201 juta tahun yang lalu) hingga berakhirnya periode Kapur (65 juta tahun yang lalu), dan kemudian musnah akibat
peristiwa kepunahan Kapur-Paleogen sebelum
Era Mesozoikum. Studi terhadap fosil dinosaurus menunjukkan bahwa spesies
burung berevolusi dari dinosaurus theropoda selama periode Jura, dan akibatnya, ribuan jenis burung yang hidup sekarang telah diklasifikasikan sebagai sub-kelompok dinosaurus oleh para paleontolog.
Beberapa burung yang selamat dari kepunahan 66 juta tahun yang lalu
beserta keturunannya melanjutkan keberlangsungan hidup dinosaurus sampai
sekarang.
|
Koleksi
kerangka dinosaurus. Searah jarum jam dari kiri atas: Microraptor gui
(theropoda bersayap), Apatosaurus louisae (sauropoda raksasa),
Stegosaurus stenops (stegosaurus berpunggung tanduk), Triceratops
horridus (ceratopsian bertanduk), Edmontosaurus regalis (ornithopoda
berparuh bebek), Gastonia burgei (ankylosaurus berpelindung kulit). |
Dinosaurus bisa digolongkan ke dalam beragam kelompok hewan dari sudut pandang taksonomi, morfologi, dan ekologi. Lebih dari 9.000 spesies burung adalah jenis dinosaurus vertebrata yang paling beragam, selain perciform ikan.
Dengan menggunakan bukti fosil, para paleontolog telah mengidentifikasi lebih dari 500 genera dinosaurus yang berbeda,
dan lebih dari 1.000 spesies yang tidak sama dengan dinosaurus non-unggas.
[ Jenis dinosaurus di setiap benua bisa ditentukan melalui spesies yang masih hidup ataupun melalui sisa-sisa fosil.
Kebanyakan di antaranya adalah. sedangkan yang selebihnya adalah karnivora. Sebagian besar keturunan dinosaurus yang masih hidup adalah bipedal (berkaki dua), namun kebanyakan jenis dinosaurus yang telah punah adalah spesies quadrupedal
(berkaki empat). Struktur tampilan yang rumit seperti tanduk atau
jambul umumnya dimiliki oleh semua kelompok dinosaurus, dan beberapa
kelompok yang telah punah juga memiliki struktur tulang yang khas
seperti duri dan tulang punggung yang tajam. Penelitian menunjukkan bahwa bertelur
dan membangun sarang adalah karakteristik lainnya yang dimiliki oleh
semua dinosaurus. Meskipun spesies burung modern pada umumnya berukuran
kecil karena menyesuaikan dengan kemampuan terbang, sebagian besar
dinosaurus pra-sejarah berukuran besar—yang terbesar adalah
Amphicoelias fragilimus dari sauropoda, dengan panjang 60 meter (200 kaki) dan tinggi 10 meter (30 kaki) dengan berat 150 ton.
Namun, anggapan bahwa dinosaurus non-unggas pada umumnya berukuran
raksasa adalah suatu kesalahpahaman; banyak juga dinosaurus yang
berukuran kecil, misalnya
Xixianykus, yang panjangnya hanya 50 cm (20 inci).
Meskipun kata dinosaurus secara harfiah berarti "kadal yang mengerikan", namun sebenarnya dinosaurus bukanlah spesies kadal. Sebaliknya, dinosaurus tergolong dalam kelompok reptil
yang terpisah. Bukti menunjukkan bahwa dinosaurus yang telah punah sama
sekali tidak mencerminkan karakteristik tradisional reptil, misalnya
bergerak melata dan ektoterma. Selain itu, kebanyakan hewan pra-sejarah seperti mosasaurus, ichthyosaurus, pterosaurus, plesiosaurus, dan
Dimetrodon,
dianggap sebagai jenis dinosaurus, namun sebenarnya hewan-hewan ini
bukanlah dinosaurus. Sepanjang paruh pertama abad ke-20, sebelum burung
diakui sebagai keturunan dinosaurus, sebagian besar ilmuwan percaya
bahwa dinosaurus adalah hewan yang lamban dan berdarah dingin. Namun, penelitian yang dilakukan sejak 1970-an menunjukkan bahwa dinosaurus adalah hewan yang aktif dengan sistem metabolisme yang tinggi dan melakukan berbagai adaptasi dalam interaksi sosialnya.
Sejak fosil dinosaurus ditemukan pertama kali pada awal abad ke-19, rangkaian kerangka dinosaurus telah menjadi atraksi utama di berbagai museum
di seluruh dunia, dan dinosaurus juga telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kebudayaan dunia. Ukurannya yang besar serta sifatnya
yang dianggap buas dan mengerikan telah menyebabkan munculnya buku-buku
dan film-film laris yang mengisahkan mengenai dinosaurus, misalnya
Jurassic Park.
Tingginya antusiasme publik terhadap dinosaurus menyebabkan
meningkatnya aliran dana untuk membiayai penelitian dinosaurus, dan
penemuan-penemuan terbaru secara teratur selalu diliput oleh media.
|
Dinosaurus dalam film Jurassic park
|
Etimologi
Takson Dinosauria dinamai secara resmi pada tahun 1842 oleh paleontolog Inggris bernama
Sir Richard Owen,
yang menggunakannya untuk merujuk pada "suku atau sub-ordo reptil
Sauria yang khas". Nama ini kemudian diakui di Inggris dan di seluruh
dunia. Nama ini berasal dari kata Yunani δεινός (
deinos, yang berarti "mengerikan," "kuat," atau "sangat besar") dan σαῦρος (
sauros, yang berarti "kadal" atau "reptil").
Meskipun nama taksonomik tersebut sering diartikan sebagai Referensi
pada gigi, cakar, dan ciri mengerikan lainnya dari dinosaurus, Owen
sebenarnya hanya bermaksud untuk mengingatkan tentang ukuran dan
keagungan dinosaurus.
Definisi
|
Kerangka Triceratops horridus di American Museum of Natural History. |
Menurut kajian taksonomi filogenetika, dinosaurus biasanya diartikan sebagai "kelompok yang terdiri dari
Triceratops, Neornithes (burung modern), serta semua nenek moyang dan keturunannya". Juga ada pendapat yang menyatakan bahwa Dinosauria berkaitan dengan
Megalosaurus dan
Iguanodon, karena dua genera inilah yang digunakan oleh Richard Owen sebagai dasar penamaan Dinosauria. Kedua defenisi di atas pada dasarnya sama, mendefenisikan bahwa dinosaurus: "Dinosauria = Ornithischia + Saurischia", yang mencakup theropoda (sebagian besar karnivora berkaki dua dan burung), ankylosauria (herbivora kaki empat berpelindung kulit), stegosauria (herbivora kaki empat berpunggung tanduk) ceratopsia (herbivora kaki empat dengan tanduk dan piring leher), ornithopoda (herbivora kaki dua atau kaki empat "berparuh bebek"), dan sauropodomorpha (sebagian besar herbivora berkaki empat dengan leher dan ekor panjang).
|
Burung gereja rumah (Passer domesticus) dianggap sebagai burung modern yang mewakili kelompok Dinosauria. |
Sebagian besar paleontolog berpendapat bahwa sauropodomorph dan
theropoda adalah dua genera yang berbeda, oleh sebab itu sauropodomorph
tidak bisa digolongkan dalam kelompok saurischia atau dinosaurus. Untuk
menghindari ketidakstabilan, maka secara konservatif, Dinosauria bisa
didefenisikan sebagai:
Triceratops horridus,
Saltasaurus loricatus,
Passer domesticus, serta semua nenek moyang dan keturunannya. Defenisi yang "lebih aman" dapat dinyatakan dengan: "Dinosauria = Ornithischia + Sauropodomorpha + Theropoda".
Terdapat konsesus umum di kalangan paleontolog yang menyatakan bahwa
burung adalah keturunan dari dinosaurus theropoda. Dalam taksonomi
tradisional, burung dianggap sebagai "kelas"
terpisah yang berevolusi dari dinosaurus. Namun, kebanyakan paleontolog
modern menolak pengklasifikasian ini, beralasan bahwa semua keturunan
dinosaurus harus digolongkan pula ke dalam kelompok dinosaurus. Spesies
burung dianggap oleh para paleontolog modern sebagai dinosaurus yang
tidak punah. Menurut sebagian besar paleontolog modern, burung bisa
diklasifikasikan sebagai bagian dari sub-kelompok Maniraptora, yang tergolong dalam coelurosaurus. Coelurosaurus sendiri adalah bagian dari klad theropoda, sedangkan theropoda adalah bagian dari ordo saurischia, dan saurischia adalah bagian dari kelompok dinosaurus. Oleh sebab itu, burung bisa diklasifikasikan sebagai dinosaurus.
Deskripsi umum
Dengan menggunakan salah satu defenisi di atas, maka secara umum, dinosaurus dapat diartikan sebagai archosaurus dengan tungkai tegak di bawah tubuh. Banyak hewan-hewan purbakala yang dianggap sebagai dinosaurus, misalnya ichthyosaurus, mosasaurus, plesiosaurus, pterosaurus, dan
Dimetrodon,
meskipun secara ilmiah hewan-hewan tersebut bukanlah dinosaurus, dan
tidak satupun di antaranya yang berpostur tegak ataupun memiliki
karakteristik dinosaurus lainnya. Dinosaurus adalah hewan bertulang belakang dominan pada Era Mesozoikum, khususnya pada periode Jura dan periode Kapur. Kelompok hewan lainnya yang hidup pada masa itu jumlah dan ukurannya sangat terbatas; misalnya mamalia, yang besarnya jarang melebihi ukuran kucing, dan umumnya adalah hewan pengerat karnivora.
Dinosaurus merupakan kelompok binatang (bukan jenis tunggal) masa
lalu yang termasuk dalam kelas reptilia, yaitu binatang bertungkai empat
dengan tulang belakang, berkembangbiak dengan bertelur, serta memiliki
kulit kering yang dilindungi oleh sisik atau bulu. Dinosaurus termasuk
hewan vertebrata (bertulang belakang) yang diklasifikasikan dalam ordo
Chordata. Pada tahun 2000, ilmuwan taksonomi bernama Michael Benton
secara resmi mengumumkan bahwa dinosaurus termasuk dalam seri Amniota, kelas Sauropsida, subkelas Diapsida, infrakelas Archosauromorpha, divisi Archosauria, subdivisi Avemetatarsalia, infradivisi Ornithodira, dan superordo Dinosauria.
Archosauria adalah reptilia bermoncong sempit, gigi tertanam di rongga,
dan tengkoraknya berbentuk memanjang. Sebagian besar anggota
Archosauria yang ada sekarang telah punah kecuali crocodillia (buaya dan aligator) serta burung.
Dinosaurus termasuk dalam hewan digitigrade, yaitu binatang yang berjalan dengan jari kakinya seperti kucing atau burung. Kebanyakan reptilia adalah plantigrade, berjalan dengan telapak kakinya seperti beruang atau manusia.
Kulit dinosaurus kering dan bersisik, dan sebagian dari mereka
mempunyai bulu di tubuhnya, meskipun bulu tersebut lebih difungsikan
untuk menghangatkan diri dibanding untuk terbang. Dinosaurus adalah
hewan poikiloterm,
hewan berdarah dingin seperti reptilia modern yang harus mendapatkan
sinar matahari sebagai sumber energi mereka selain makanan. Namun,
belakangan ini muncul pendapat bahwa dinosaurus adalah hewan homoioterm, hewan berdarah panas. Pendapat ini didasarkan pada fosil ''Thescelosaurus'', jenis dinosaurus herbivora berukuran kecil yang ditemukan di Amerika Serikat. Fosil tersebut menunjukkan cetakan jantung dengan empat ruang, sekat sempurna, dan satu aorta,
sama seperti mamalia modern. Sebagian besar ahli setuju bahwa sebagian
dinosaurus adalah poikiloterm, dan sebagian yang lain adalah homoioterm.
Dinosaurus bereproduksi secara seksual dan ovipar.
Ukuran telur dinosaurus beragam dari yang sebesar telur ayam sampai
sebesar bola basket. Fosil telur dinosaurus terbesar yang pernah
ditemukan sejauh ini adalah fosil telur ''Gigantoraptor'' dari Mongolia. Telur tersebut berbentuk elips dengan diameter hampir 50 cm.
Meskipun masih termasuk kelompok reptilia, dinosaurus mempunyai
ciri-ciri yang berbeda dibanding reptilia dan amfibia pada masa kini,
yaitu kaki dinosaurus yang terletak langsung di bawah tubuhnya seperti
manusia dan mamalia serta aves. Keadaan ini berlawanan dengan reptilia
yang kakinya mencuat dari sisi tubuh mereka, siku menghadap ke samping,
dan berjalan dengan pola melengkung. Dinosaurus dapat berlari dengan
pola lurus dan kaki tegak di bawah tubuh, menjadikan mereka bergerak
lebih cepat dan lincah dibanding reptilia dan amfibia manapun. Faktor
inilah yang menjadikan mereka dengan cepat mendominasi dunia.
Tidak seperti yang digambarkan dalam banyak buku dan film, dinosaurus
tidak selalu berupa binatang pemakan daging yang berbahaya. Kelompok
binatang ini juga tidak semuanya berukuran raksasa. Sebenarnya,
rata-rata dinosaurus adalah binatang pemakan tumbuhan yang tenang,
dengan ukuran kira-kira sebesar gajah modern.
|
Kerangka Stegosaurus stenops di Museum Field. |
Dinosaurus adalah kelompok yang terdiri dari beranekaragam hewan;
menurut studi pada tahun 2006, lebih dari 500 genera dinosaurus
non-unggas telah berhasil diidentifikasi, dan jumlah genera yang fosilnya telah diawetkan diperkirakan sekitar 1850, atau hampir 75% dari total dinosaurus yang masih harus ditemukan.
Studi terdahulu memperkirakan bahwa terdapat sekitar 3400 genera dinosaurus di Bumi, termasuk yang fosilnya telah diawetkan. Hingga 17 September 2008, 1047 spesies dinosaurus yang berbeda telah diberi nama. Sebagian besar di antaranya adalah herbivora, selebihnya karnivora, termasuk pemakan biji-bijian, pemakan ikan, insektivora, dan omnivora. Kebanyakan dinosaurus berjalan dengan dua kaki (seperti burung modern), namun beberapa spesies purbakala seperti
Ammosaurus dan
Iguanodon bisa berjalan dengan mudah menggunakan dua atau empat kaki. Modifikasi tengkorak
seperti tanduk dan jambul adalah karakteristik umum dinosaurus.
Beberapa spesies yang telah punah juga memiliki pelindung kulit (seperti
badak). Meskipun dikenal karena ukurannya yang besar, beberapa
dinosaurus juga ada yang berukuran kecil, dan burung modern tergolong
dalam spesies yang berukuran kecil ini. Dinosaurus hidup di semua benua.
Penemuan fosil menunjukkan bahwa mereka menyebar secara global pada
awal periode Jura.
Burung modern hidup hampir di setiap habitat yang tersedia, dari darat
hingga ke laut, dan terdapat bukti yang menunjukkan bahwa beberapa
dinosaurus non-unggas (seperti
Microraptor) bisa terbang, atau setidaknya meluncur.
Karakteristik anatomi
Penemuan
baru-baru ini menyebabkan semakin sulit untuk menentukan karakteristik
khas dinosaurus, hampir semua dinosaurus yang telah ditemukan memiliki
modifikasi kerangka tertentu yang berbeda dengan karakteristik nenek
moyang archosaurus.
Namun, beberapa kelompok dinosaurus memiliki karakteristik yang
dianggap sebagai karakteristik Dinosauria; ciri yang dimiliki oleh semua
dinosaurus awal dan kemudian diteruskan pada keturunannya. Dalam taksonomi, ini disebut dengan sinapomorfi.
S. Nesbitt mengemukakan temuannya mengenai keterkaitan antara sinapomorfi archosaurus dengan dinosaurus:
- Pada tengkorak, fossa supratemporal pada archosaurus menjadi fenestra supratemporal pada dinosaurus
- Epipophyses menjadi tulang leher anterior (kecuali atlas dan axis)
- Jambul deltopektoral (proyeksi tempat melekatnya otot deltopektoral) terletak di bawah humerus (tulang lengan atas)
- Radius 80% lebih pendek daripada panjang humerus
- Trokanter keempat (proyeksi tempat melekatnya otot kaudofemoralis) pada femur (tulang paha) berbentuk flens tajam
- Pada trokanter asimetris keempat, marjin distal membentuk sudut yang lebih curam ke arah poros
- Pada astragalus dan calcaneum, fibula berukuran 30% lebih kecil
- Eksosiptial (tulang di belakang tengkorak) tidak memenuhi garis tengah rongga endokranial
- Permukaan proksimal artikular iskium dengan ilium dan pubis dipisahkan oleh cekungan besar
- Crest cnemial pada tibia (tulang kering) melengkung secara anterolateral
Nesbitt juga menemukan sejumlah sinapomorfi lainnya antara archosaurus dengan dinosaurus, di antaranya juga terdapat pada silesaurids, yang menurut Nesbitt mirip dengan Dinosauria, termasuk trokanter
anterior yang besar, metatarsal II dan IV dengan panjang yang sama,
kurangnya kontak antara iskium dengan pubis, terdapatnya cnemial crest
pada tibia, proses menaik pada astragalus,
dan lain sebagainya.
Diagram tengkorak diapsida.
Postur tungkai reptil biasa (kiri), dinosaurus dan mamalia (tengah), dan rauisuchia (kanan).
Berbagai karakteristik kerangka lainnya juga dimiliki oleh
dinosaurus. Namun, karena karakteristik tersebut hanya dimiliki oleh
kelompok archosaurus atau tidak terdapat pada semua spesies awal
dinosaurus, karakteristik tersebut tidak dianggap sebagai sinapomorfi.
Misalnya, sebagai anggota diapsida reptil, keturunan dinosaurus memiliki dua pasang fenestra sementara (pada tengkorak di belakang mata), sedangkan sebagai anggota diapsida archosauria, dinosaurus memiliki fenestra tambahan pada moncong dan rahang bawah.
Selain itu, beberapa karakteristik yang sebelumnya dianggap sebagai
sinapomorfi diketahui telah muncul sebelum keberadaan dinosaurus, atau
tidak terdapat pada dinosaurus awal dan baru berevolusi pada kelompok
dinosaurus yang berbeda. Ini termasuk skapula yang memanjang, atau tulang belikat; sacrum yang terdiri dari tiga ruas atau lebih yang menyatu dengan tulang punggung (tiga pada archosaurus, namun hanya dua pada
Herrerasaurus); dan sebuah acetabulum berongga, atau sendi panggul, dengan sebuah lubang di tengah permukaan bagian dalamnya (menutup pada
Saturnalia).
Kesulitan lainnya untuk menentukan karakteristik Dinosaurian terletak
pada fakta bahwa kelompok dinosaurus awal dan archosaurus lainnya yang
berasal dari periode Triassic Akhir kurang diketahui dan serupa dalam
banyak hal, sehingga hewan-hewan ini terkadang salah diidentifikasi
dalam berbagai literatur.
Dinosaurus berdiri tegak seperti sebagian besar mamalia modern, namun berbeda dari kebanyakan reptil, yang bergerak melata atau merayap.
Hal ini disebabkan oleh berkembangnya reses lateral di bagian panggul
(biasanya berupa sendi terbuka) yang terhubung ke tulang paha.
Postur tegak ini memungkinkan dinosaurus purba untuk bernapas dengan
mudah sambil bergerak, yang tingkat stamina dan aktivitasnya jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan reptil melata lainnya. Tungkai tegak ini kemungkinan juga membantu mendukung evolusi dinosaurus yang berukuran besar dengan mengurangi kelenturan pada anggota badan. Beberapa achosaurus non-dinosaurus, termasuk rauisuchia,
juga bertungkai tegak, namun tegaknya tidak sempurna (tegak semi atau
tegak pilar); tulang panggul bagian atas diputar sehingga kaki depan
menggantung.
Sejarah evolusi
Asal dan evolusi awal
Kerangka Marasuchus lilloensis, spesies ornithodiran yang mirip dinosaurus.
Kerangka Herrerasaurus (besar), Eoraptor (kecil) dan tengkorak Plateosaurus.
Dinosaurus berkembang menjadi spesies sendiri dan berpisah dari nenek
moyang mereka, archosaurus, sekitar 230 juta tahun yang lalu, pada
periode Trias Tengah hingga Trias Akhir, kira-kira 20 juta tahun setelah peristiwa kepunahan Permian-Trias yang memunahkan hampir 95% kehidupan di Bumi. Penanggalan radiometrik dari formasi batuan yang mengandung fosil dinosaurus awal seperti genus
Eoraptor membuktikan bahwa hewan tersebut adalah dinosaurus tertua di Bumi. Para paleontolog berpendapat bahwa
Eoraptor kemungkinan adalah nenek moyang dari semua dinosaurus; jika hal ini benar, maka bisa disimpulkan bahwa pada awalnya, karakteristik dinosaurus adalah bertubuh kecil, dan predator berkaki dua. Penemuan hewan purbakala ornithodiran yang mirip dinosaurus seperti
Marasuchus dan
Lagerpeton di Argentina turut mendukung pendapat ini.
Ciri-ciri Dinosaurus
Untuk
bisa diklasifikasikan sebagai dinosaurus,fosil atau dugaan dari seekor
makhluk hidup,terutama hewan,harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Memiliki jenis tulang panggul Saurischia atau Ornithschia.
- Hidup pada Masa Mesozoikum, binatang apapun yang hidup sebelum atau setelah Masa Mesozoikum tidak dikategorikan sebagai dinosaurus, misalnya Dimetrodon.
- Memiliki kaki tegak langsung di bawah tubuh seperti Mamalia dan Aves modern.
- Tidak memiliki sayap atau sirip berukuran besar yang difungsikan untuk terbang atau berenang.
- Bereproduksi secara ovipar.
Spesies
Hingga
Desember 2015, telah diketahui lebih dari 1.600 genera dinosaurus, namun
kira-kira 30% dari jumlah ini adalah nama sinonim (tidak valid). Ini
karena sama seperti pada zaman sekarang, fosil dinosaurus sesuai dengan
keadaan binatang itu saat masih bernyawa. Jika saat masih hidup spesies
dinosaurus tertentu sudah langka, maka fosilnya akan lebih langka lagi.
Salah satu contohnya adalah fosil Iguanodon,Megalosaurus,atau Allosaurus, yang memiliki persebaran yang amat luas sampai terdapat di beberapa benua yang berbeda. Sebaliknya, fosil semacam Argentinosaurus, Therizinosaurus, atau Deinocheirus penyebarannya amat sempit dan sangat langka.
Dinosaurus juga menggunakan sistem nama binominal nomenklatur, seperti yang dicetuskan oleh biologis Carolus Linnaeus. Setiap dinosaurus memiliki dua nama, satu nama depan sebagai nama genus dan satu nama belakang sebagai nama spesies.
Misalnya Tyrannosaurus rex, Brachiosaurus altithorax, Triceratops
horridus, atau Stegosaurus armatus. Biasanya, di luar lingkungan ilmu
pengetahuan, yang digunakan hanya nama genusnya. Namun nama lengkapnya
ternyata menarik perhatian banyak orang sehingga sering diikutsertakan,
yang berarti juga menambah arti dinosaurus itu. Misalnya Triceratops
berarti "wajah bertanduk tiga", namun jika nama spesiesnya dipakai juga
(horridus)berarti "wajah bertanduk tiga yang menakutkan".
Masa Hidup
Semua
dinosaurus hidup pada Masa Mesozoikum (Zaman Pertengahan) yang
berlangsung setelah Masa Paleozoikum dan sebelum Masa Kenozoikum /
Neozoikum pada Eon Fanerozoikum (Kehidupan Terlihat). Masa Mesozoikum
berlangsung antara 250-65 juta tahun yang lalu. Masa Mesozoikum dibagi
menjadi tiga periode, yaitu Periode Triasik / Trias (250-206 juta tahun
yang lalu), Jurasik / Jura (205-145 juta tahun yang lalu), dan Kretaseus
/ Kapur (144-65 juta tahun yang lalu).
Tidak semua dinosaurus hidup pada zaman yang sama, misalnya
Stegosaurus dan
Tyrannosaurus tidak pernah bertemu karena
Stegosaurus hidup pada Periode Jurasik, sedangkan
Tyrannosaurus
hidup pada Periode Kretaseus. Dinosaurus pertama muncul pada Akhir
Periode Triasik pada Kala Carnian, sekitar 237 juta tahun yang lalu,
kemudian berkembang secara konstan lalu meledak ketika Periode Jurasik
Awal. Kebanyakan dinosaurus hidup pada Periode Jurasik dan Kretaseus.
Berikut ini merupakan tabel pembagian Masa Mesozoikum:
Masa |
Periode |
Zaman |
Kala |
Waktu |
Mesozoikum |
Triasik |
Triasik Awal |
Induan |
250-249 jtyl |
Olenekian |
249-246 jtyl |
Triasik Tengah |
Anisian |
246-242 jtyl |
Ladinian |
242-237 jtyl |
Triasik Akhir |
Carnian |
237-227 jtyl |
Norian |
227-210 jtyl |
Rhaetian |
210-206 jtyl |
Jurasik |
Jurasik Awal |
Hettangian |
205-198 jtyl |
Sinemurian |
198-191 jtyl |
Pliensbachian |
191-183 jtyl |
Toarchian |
183-174 jtyl |
Jurasik Tengah |
Aalenian |
174-170 jtyl |
Bajocian |
170-168 jtyl |
Bathonian |
168-166 jtyl |
Callovian |
166-162 jtyl |
Jurasik Akhir |
Oxfordian |
162-157 jtyl |
Kimmeridgian |
157-152 jtyl |
Tithonian |
152-145 jtyl |
Kretaseus |
Kretaseus Awal |
Berriasian |
144-142 jtyl |
Valanginian |
142-133 jtyl |
Hauterivian |
133-130 jtyl |
Barremian |
130-126 jtyl |
Aptian |
126-113 jtyl |
Albian |
113-100 jtyl |
Kretaseus Akhir |
Cenomanian |
100-92 jtyl |
Turonian |
92-89 jtyl |
Coniacian |
89-86 jtyl |
Santonian |
86-83 jtyl |
Campanian |
83-72 jtyl |
Maastrichtian |
72-65 jtyl |
Makanan
Sebagian besar dinosaurus (sekitar 65%) adalah herbivora. Sekitar 30% adalah karnivora dan 5% sisanya adalah omnivora.
Dinosaurus herbivora memiliki adaptasi yang beranekaragam untuk memakan
tanaman yang beranekaragam pula. Beberapa dinosaurus herbivora seperti ''Kentrosaurus'' hanya memakan tanaman yang lunak. ''Ankylosaurus'' dan ''Sauropelta'' memiliki mulut yang lebih lebar, jadi mereka dapat memakan tanaman yang lebih bervariasi.
Sauropoda raksasa seperti ''Diplodocus''dapat mencapai tumbuhan yang tumbuh jauh dari tubuhnya, namun Brachiosauria seperti ''Brachiosaurus'' dapat meraih puncak pohon. ''Triceratops''
memiliki paruh kuat yang mampu memotong bagian tumbuhan yang keras,
namun makanan paling bervariasi dari jenis herbivora adalah Hadrosauria
seperti ''Edmontosaurus'' dan ''Corythosaurus''.
Mereka memiliki sistem penggilingan yang efisien yang melibatkan paruh
lebar untuk mencabut tanaman serta ratusan gigi geraham berbentuk intan
yang berderet rapat di rahang mereka. Beberapa memiliki total 2.000
gigi—jumlah terbanyak dari semua reptilia herbivora.
Ornithopoda, Thyreophora, dan Marginocephalia dapat mengunyah makanan
sebelum ditelan, namun tidak dengan Sauropodomorpha. Karena gigi mereka
hanya di bagian depan mulut guna mencabut tanaman, Sauropodomorpha
membantu proses digesti dengan menelan bebatuan kerikil yang disebut
gastrolit, untuk membantu menggiling makanan di lambung.
Apabila gastrolit tersebut sudah tumpul dan tidak dapat menggiling
secara maksimal, mereka akan memuntahkannya dan menelan kerikil yang
baru. Beberapa fosil Sauropodomorpha mengandung lebih dari 200 gastrolit
di perut mereka. Beberapa ilmuwan tidak setuju dengan pendapat ini.
Mereka beranggapan bahwa batu-batu itu tertelan secara tidak sengaja.
Dinosaurus karnivora telah berkembang sejak awal kemunculannya,
diperlengkapi rahang berengsel dan gigi-gigi tajam bergerigi. Kelompok
paling umum disebut Carnosauria,
namun belakangan berkembang kelompok Maniraptorian yang mengembangkan
struktur pencernaan omnivora dan herbivora. Salah satu jenis karnivora
yang paling berbahaya adalah Tyrannosauria,
yang memiliki otot rahang yang lebih kuat dibanding predator darat
manapun yang pernah hidup. Gigi-gigi Tyrannosauria lebih pendek dari
gigi Carnosauria dan geriginya lebih sedikit, tapi lebih tebal dengan
akar gigi yang lebih kokoh.
Kebanyakan dinosaurus karnivora memburu langsung mangsa mereka, baik
sendirian maupun berkelompok, juga dengan mencari-cari bangkai, atau
merebut mangsa dari predator yang lebih kecil. Beberapa dinosaurus
seperti ''Majungasaurus'' menunjukkan sifat kanibal. Beberapa kelompok dinosaurus seperti Spinosauria juga diketahui telah terspesialisasi untuk menangkap ikan
dan hewan akuatik. Dinosaurus karnivora menelan bulat-bulat potongan
daging dan memiliki sistem pencernaan yang lebih pendek dari dinosaurus
herbivora.
Dinosaurus omnivora umumnya hanya memiliki sedikit atau bahkan tanpa
gigi samasekali, sebagian besar meliputi kelompok Ornithomimoidea dan
Oviraptoria yang bertubuh sedang dan kecil dengan mobilitas yang tinggi.
Mereka biasanya mengkonsumsi kadal, telur, katak, mamalia kecil, pakis, paku-pakuan, tanaman berbunga, atau akar tumbuhan, dan barangkali ikan dan bangkai.
Perilaku
Perilaku
dinosaurus merupakan salah satu topik yang paling seru untuk dibahas
sekaligus menjadi perdebatan hangat para ahli paleontologi dan para ahli
biologi modern selama puluhan dekade. Fosil memberitahukan kita
mengenai struktur tubuh dinosaurus, dan juga mengindikasikan tempat
hidup mereka, tetapi karena jaringan tubuh lunak seperti organ-organ
dalam jarang terawetkan, tingkah laku dinosaurus masih menjadi misteri
meskipun sedikit demi sedikit terbongkar. Pada dasarnya, hampir semua
anggapan kita mengenai tingkah laku dinosaurus umumnya keliru.
Awalnya, dinosaurus dianggap sebagai hewan lamban yang bodoh dan
tidak mengurus bayi-bayinya. Kini kita tahu banyak dinosaurus bipedal
dapat berlari cepat dengan kelincahan yang baik, terutama untuk memburu
mangsa kecil atau meloloskan diri dari karnivora. Kita kini juga tahu,
kelompok Maniraptorian yang disebut Dromaeosaurida memiliki otak
yang terhitung besar dibanding reptilia manapun. Mata dinosaurus
Theropoda akhir menunjukkan pengelihatan steroskopis yang berguna
mengukur jarak mangsa. Dari rongga mata mereka, kita juga bisa
memperkirakan apakah dinosaurus tersebut aktif pada siang hari (diurnal)
atau pada malam hari (nokturnal).
Pertahanan Dinosaurus herbivora mutlak membutuhkan pertahanan
diri untuk menghadapi karnivora, yang bervariasi sesuai kelompok mereka.
Kelompok Sauropodomorpha mengandalkan ukuran tubuh raksasanya untuk
menghalau pemangsa. Umumnya, Sauropodomorpha berukuran lima sampai
sepuluh kali lebih besar dibanding pemakan daging yang sezaman. Selain
itu, mereka juga mengembangkan ekor cambuk, kaki yang kuat, cakar,
bahkan pada beberapa kasus mereka memiliki perisai tubuh ekstra (''Ampelosaurus'' dan ''Agustinia'') serta
thagomizer seperti Stegosauria (''Spinophorosaurus'') dan gada ekor seperti Ankylosauria (''Shunosaurus''). Penggunaan cambuk ekor masih diperdebatkan. Sebagian ahli menyetujui ekor panjang milik Sauropoda seperti
Diplodocus dan ''Apatosaurus''
dapat membelit tubuh pemangsa dan membantingnya atau mencambuk predator
dengan ekornya, namun tindakan itu dapat melukai vertebra ekornya.
Sebagian ahli lain setuju suara menggelegar yang dihasilkan ketika ekor
raksasa Sauropoda dikibaskan ke udara sudah cukup untuk menakuti
predator. Dinosaurus-dinosaurus raksasa ini juga dapat berdiri dengan
dua kaki untuk membuatnya terlihat lebih besar dan menakutkan.
Dinosaurus dengan pertahanan paling mengesankan adalah Thyreophora. Pada Zaman Jurasik, Stegosauria mendominasi dengan lempengan di leher, punggung, dan ekor, serta duri-duri ekor yang dikenal sebagai
thagomizer, yang dapat membuat luka fatal bagi predator. Contoh terbaik mengenai penggunaan
thagomizer terdapat pada fosil
Allosaurus yang vertebranya mengalami luka hebat akibat tusukan
thagomizer milik
Stegosaurus. Ankylosauria memiliki pertahanan yang lebih menyeluruh, bahkan beberapa jenis seperti ''Minmi'' dari Australia juga memiliki pelindung di perut. Ankylosauria seperti
Ankylosaurus dan
Euoplocephalus hidup bersama predator-predator berbahaya seperti
Tyrannosaurus dan
Albertosaurus,
jadi mereka membutuhkan pertahanan yang kuat. Ankylosauria
mengembangkan perisai dari tonjolan tulang yang melingkupi leher,
punggung, dan ekor, bahkan kelopak mata bertulang. Pada beberapa spesies
Nodosauria seperti
Sauropelta dan
Edmontonia, pelindung
bahu mereka berkembang menjadi duri raksasa yang mampu memberikan
tusukan mematikan di kaki Theropoda. Gada Ankylosauria yang terbuat dari
beberapa tulang padat yang menyatu bisa seberat 30 kg. Satu ayunan cukup untuk meretakkan tulang kaki, rusuk, atau bahkan tengkorak Theropoda.
Dinosaurus mengesankan lainnya adalah Marginocephalia, terutama Ceratopsia.
Mereka mengembangkan jumbai seperti kerah raksasa, tersusun dari
tulang, yang melindungi leher dari gigitan predator. Tanduk-tanduk
Ceratopsia juga mampu mengakibatkan kerusakan hebat. Sebagian ahli tidak
setuju dengan pendapat ini. Mereka beranggapan sebagian Ceratopsia
mempunyai kerah leher yang terlalu tipis untuk dijadikan pertahanan, dan
tanduk mereka berrongga dan mudah patah. Namun, beberapa Ceratopsia
seperti
Triceratops menunjukkan kerusakan tanduk dan jumbai yang
kemungkinan besar disebabkan oleh pertarungan melawan predator. Pada
umumnya, sekalipun tidak digunakan langsung dalam pertarungan,
Ceratopsia bukan pilihan pertama bagi predator karena jumbai dan tanduk
mereka sudah bisa mengitimidasi pemangsa.
Marginocephalia lain seperti Pachycephalosauria dan Ornithopoda
menerapkan strategi pertahanan sederhana: mereka lari secepat mungkin.
Mereka mengembangkan otot
kaki yang kuat sehingga dapat berlari hingga kecepatan 45 km/jam untuk
waktu yang lama. Mereka juga hidup dalam kelompok beranggotakan ratusan
hingga ribuan binatang untuk memperkecil kemungkinan dimangsa. Beberapa
Ornithopoda juga menggunakan suara keras untuk menakut-nakuti pemangsa.
Pengembangbiakan
Diformisme seksual pada dinosaurus paling terlihat pada kelompok
Ornithopoda dan Marginocephalia. Pada Ornithopoda berjengger seperti
Parasaurolophus,
Corythosaurus, dan
Lambeosaurus,
jengger besar menandakan dinosaurus tersebut merupakan jantan dan
sebaliknya. Hal ini disepakati oleh tiap ilmuwan sebab binatang-binatang
modern juga memiliki ciri yang sama, misalnya merak jantan mempunyai ekor yang panjang, tanduk rusa
jantan lebih besar dari yang betina, dan sebaliknya. Marginocephalia
seperti Ceratopsia melakukan hal yang sama dengan jumbai dan tanduk
mereka. Para ahli berpendapat bahwa jumbai Ceratopsia dialiri oleh darah
sehingga dapat mengubah warna kulit jumbai pada saat-saat tertentu
untuk memikat betina. Ritual ‘adu kepala’ juga merupakan hal yang umum
pada Pachycephalosauria dan Ceratopsia. Ceratopsia saling tanduk dengan
tanduk-tanduk besar mereka untuk memperebutkan betina.
Tebal tengkorak Pachycephalosaurus
dapat mencapai 25 cm (tebal tengkorak manusia rata-rata hanya 5,5 mm)
dan cukup kuat untuk menahan benturan. Akan tetapi, alih-alih saling
menumbukkan kepala, mereka mungkin hanya saling dorong dengan kepala
atau main gebuk ke tubuh. Benturan terlalu sering juga tidak baik untuk
struktur kepala mereka. Stegosauria juga memiliki lempeng yang dialiri
oleh darah, yang mungkin juga berubah warna ketika berusaha memikat
berhatian betina. Hal yang sama bisa terjadi pada modifikasi spina
punggung beberapa dinosaurus seperti Ouranosaurus dan Spinosaurus. Jengger Theropoda seperti Dilophosaurus
juga mungkin berfungsi sama, karena meskipun terbuat dari tulang,
jengger ini terlalu tipis untuk perkelahian. Banyak paleontolog
berpendapat bahwa beberapa Theropoda seperti Tyrannosaurus mesti
memberikan ‘hadiah’ untuk merayu betina, misalnya makanan, karena
Tyrannosaurus betina berukuran satu meter lebih panjang dibanding
Tyrannosaurus jantan dan hampir satu ton lebih berat. Sauropodomorpha
seperti Giraffatitan mungkin melakukan adu leher seperti jerapah modern untuk memperebutkan betina.
Perawatan Salah satu kekeliruan etologi dinosaurus yang paling
terkenal adalah penemuan fosil seekor dinosaurus yang tengkurap di
sebuah sarang berisi telur. Para paleontolog menamainya Oviraptor,
yang berarti pencuri telur, atas dasar anggapan bahwa dinosaurus
tersebut mati saat berusaha mencuri telur dinosaurus lain. Akan tetapi,
beberapa dekade kemudian kita mengetahui bahwa Oviraptor mati karena
melindungi sarangnya sendiri, mungkin karena badai pasir. Ini
menunjukkan pola dasar perawatan binatang: menjaga telur.
Tak cukup sampai di situ, banyak dinosaurus terutama Ornithopoda dan
Theropoda menjaga bayi-bayi mereka, memberi mereka makan sampai cukup
besar untuk hidup sendiri. Pola pengasuhan ini kelak diturunkan ke hasil
evolusi dinosaurus, yakni burung. Penemuan pertama mengenai pola
perawatan telur dan bayi terjadi di Formasi Two Medicine, dimana
dinosaurus yang dinamai Maiasaura
(berarti “ibu kadal yang baik”) berada di sebuah situs sarang,
masing-masing sarang berjarak 7-9 meter, yang berarti sepanjang
Maiasaura dewasa. Maiasaura merawat bayi-bayi mereka dan menyertakannya
dalam kelompok seperti kebanyakan mamalia herbivora masa kini. Salah
satu perilaku pengasuhan aneh didapat dari Troodon,
Maniraptorian sepanjang 3,5 meter yang menitipkan telurnya ke sarang
dinosaurus lain agar induknya tidak perlu susah payah merawat
anak-anaknya, mirip perilaku burung tekukur modern. Pendapat ini didasarkan pada fosil sarang Orodromeus
yang berisi sebutir telur dengan embrio Troodon. Sementara itu,
kebanyakan Sauropodomorpha bertelur dan menimbunnya begitu saja di tanah
seperti penyu
modern. Sauropodomorpha memiliki laju pertumbuhan paling cepat dari
semua dinosaurus—beberapa dari mereka bertambah berat 2-5 kilogram dalam
sehari dan hanya butuh 20 tahun untuk mencapai ukuran maksimal.
Teritorial Burung modern bisa dibilang sebagai salah satu
binatang paling ketat menjaga wilayah kekuasaan dan perburuan mereka,
jadi kita bisa simpulkan bahwa perilaku ini kemungkinan besar diwarisi
dari nenek moyang mereka: dinosaurus. Terutama Theropoda, teritori
menjadi urusan yang penting. Dinosaurus pemakan daging dapat bertarung
baik dengan sesama maupun berbeda spesies untuk memperebutkan teritori.
Banyak fosil yang telah membuktikan hal ini, terutama pada Carnosauria
dan Tyrannosauria, terdapat bekas-bekas gigitan baik dari sesama maupun
berbeda spesies. Pada beberapa kasus, Theropoda melakukan tindakan yang
lebih ekstrem lagi, yaitu kanibalisme. Hal ini telah diketahui dari fosil Majungasaurus dari Madagaskar, dan kemungkinan besar Tyrannosauria.
Ukuran
Semua
ahli setuju bahwa dinosaurus merupakan binatang terbesar yang pernah
berjalan di bumi. Dinosaurus-dinosaurus terbesar berada di kelompok Sauropodomorpha, yang dapat tumbuh hingga sepuluh kali lebih besar dibanding mamalia darat terbesar, Paraceratherium,
dan sepuluh kali lebih besar dibanding dinosaurus karnivora terbesar
atau dinosaurus Ornithschia terbesar. Ukuran dinosaurus raksasa
meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Sebelumnya, dinosaurus
raksasa terpopuler adalah Brachiosaurus, yang diklaim mencapai panjang
25 m dengan tinggi 13 m dan berat 50 ton. Pada tahun 1987 di Argentina, fosil Argentinosaurus
ditemukan. Estimasi ukuran dinosaurus ini mencapai 35 atau 40 m
panjangnya dan berat sekitar 80-100 ton. Sebagian besar dinosaurus yang
berukuran panjang di atas 30 m hanya dikenali dari sisa-sisa parsial,
bahkan kadang hanya satu atau dua tulang saja, sehingga upaya
merekonstruksi makhluk sebesar ini membutuhkan usaha menduga-duga.
Paleontolog biasanya mengambil perkiraan kerabat dekat sebagai penentu
ukuran. Dinosaurus terbesar yang diklaim valid adalah Bruhathkayosaurus dan Amphicoelias.
Amphicoelias, dengan panjang 60 m, adalah vertebrata terpanjang dalam
sejarah bumi. Bruhathkayosaurus mungkin merupakan dinosaurus terberat.
Rekor dinosaurus sekaligus binatang tertinggi jatuh pada Sauroposeidon, tingginya mencapai 18 m.
Dinosaurus karnivora raksasa mempunyai selisih ukuran yang tipis,
akan tetapi telah diketahui bahwa Theropoda terbesar adalah Spinosaurus
dari Afrika Utara, dengan panjang antara 15–16 m dan berat 7-11 ton,
disusul Giganotosaurus, Carcharodontosaurus, dan Tyrannosaurus lalu Mapusaurus.
Sementara, pemegang rekor dinosaurus terkecil masih diperdebatkan. Compsognathus
pernah diduga sebagai dinosaurus terkecil, dengan panjang 60 cm dan
berat 4 kg. Kemudian diketahui bahwa fosil tersebut merupakan hewan yang
masih muda. Compsognathus dewasa mencapai panjang sekitar satu meter.
Ornithschia terkecil adalah Fruitadens dengan panjang kurang dari 80 cm, yang hidup pada Zaman Jurasik.
(Sunber : Wikipedia)
Nah setelah membaca Artikel tadi kita jadi tahu kan.. yeahh... tambah lagi satu ilmu pengetahuan kita.
Jadi mulai dari sekarang Budayakan Gemar Membaca ya untuk Indonesia Lebih Cerdas.
Sekian dari saya Terima kasih.